29 Agustus 2008
Pengin PKS Banyak Dukungan di 2009?
Bro & Sis, bila antum semua ingin agar PKS banyak mendapat dukungan masyarakat Indonesia pada pemilu yang akan datang, maka sepertinya antum semua "wajib" baca buku ini.
Di sana akan dijelaskan "akar permasalahan" dari semua aktivitas kita. Lihat saja judulnya, Quantum Ikhlas. Kupasan sdr Nunu (panggilan Erbe Sentanu, penulisnya) ini sangat berbeda dari angle yang sudah umum. Ia membahas masalah "ilmu ikhlas" --ehm, jadi ingat film "Kiamat Sudah Dekat" nih-- secara hi-tech.
Nah, setelah antum semua baca buku ini, dan langsung mempraktikkan ilmunya, insya Allah aura kemenangan itu semakin dekat. Eh, tidak, kalau menurut sdr. Nunu bukan "kemenangan" melainkan "banyak mendapat dukungan". Karena kalau "kemenangan" berarti ada pihak yang "dikalahkan", ada persaingan, karenanya pasti ada pihak-pihak yang sakit hati. Sementara ia lebih suka memilih makna "kerja sama" alias bareng-bareng sukses. Ane setuju juga nih sama pendapatnya. Oke, ane pakai istilah "banyak mendapat dukungan". Bagaimana dengan antum?
19 Agustus 2008
Nada Sambung Pribadi "Aura Kemenangan"
[www.shoutulharokah.com]
Bro & Sis sudah punya CD terbaru Shoutul Harokah? Ceritanya ane baru beli nih. Mantep bro! Cuma rada kecewa nih. Ane kira formatnya video, eh tahunya audio doang. Ya udah, bersyukur aja bisa bayar CDnya.
Eh, di backcovernya ada promo untuk nada sambung pribadinya lho. Langsung aja ane coba. Ane melanggan yang "Bangkitlah Negriku", maklum, aura kemenangan yang digaungkan ustad Anis Matta di Makassar tempo hari masih membara nih. Langsung dicoba ah... pake hape satunya. Masya Allah... aura kemenangan itu benar-benar terasa, Bro & Sis!
Wah, dapat ide nih. Bagaimana seandainya Shoutul Harokah (atau grup nasyid yang lain) mau membuat "Nasyid Aura Kemenangan" untuk nada sambung pribadi. Tentunya yang bisa diakses oleh semua provider selular. Dan setiap kader di"wajib"kan melanggan! Bayangkan, setiap kolega dari kader yang menelponnya, akan mendengar "Pesan-pesan PKS" lewat nada tunggu tadi! Nah, selama beberapa bulan ke depan, pesan itu akan tertanam dalam amygdala setiap penelpon!
Mudah-mudahan saja Allah meridhoi, sehingga pada 2009 nanti, dukungan penuh untuk partai dakwah ini meraih 20%. Allahu Akbar!!!
Ane ada sumbangan syair [dilagukan seperti "Mars Hizbul Wathon" (?) yang tempo doeloe sering terdengar di radio itu lho...] :
Wahai kawan dukunglah nomor delapan
itu PKS tahun dua ribu sembilan
Tempat tumpuan semua harapan
Yang ingin kita wujudkan 2x
Allahu Akbar 2x
Allah - Allahu Akbar
itu PKS tahun dua ribu sembilan
Tempat tumpuan semua harapan
Yang ingin kita wujudkan 2x
Allahu Akbar 2x
Allah - Allahu Akbar
Well, siapa mau memproduksi? Silakan ambil... semoga Allah senantiasa meridhoi dan membimbing setiap jengkal langkah kita... Amin....
16 Agustus 2008
Haruskah PKS Mengambil Peran dan Fungsi Dinas Sosial dan Polisi?
Bro & Sis, tadi siang pas ane mampir kantor DPD PKS Kota Pekalongan, akh Riska --petugas jaga-- sedang menerima 2 orang tamu, pasutri beserta seorang balitanya. Ternyata tamu tadi mengaku simpatisan PKS di kota Semarang, yang sedang jalan-jalan di Pekalongan dan kebetulan hari itu tertimpa musibah. Sebuah hape dan dompetnya kecopetan.
Ini adalah tamu kesekian kalinya, PKS dijadikan tempat pengaduan orang-orang tertimpa musibah. Akh Riska --karena masih baru-- agak kebingungan menyikapi tamu tersebut. Di satu sisi ingin menyatakan empatinya, apatah lagi membawa-bawa nama PKS, di sisi lain dia sedang tidak memiliki 'sesuatu' yang bisa dia berikan kepada tamu tadi, ditambah dia saat itu sendirian.
Ane katakan kepada tamu tadi, bahwa kami turut prihatin atas musibah yang menimpanya dan turut mendoakan agar mereka diberi jalan keluar terbaik oleh Allah SWT. Ane tunjukkan ke mana seharusnya pasutri muda tadi mengeluhkan halnya. Dan kepada akh Riska, ane tegaskan bahwa urusan ini harus dipisahkan antara menjaga citra baik PKS dengan Kasus Kehilangan. Ini adalah dua hal yang saling lepas, setidaknya menurut ane. Jadi tidak ada kaitannya satu sama lain. Adapun mereka mengaku simpatisan PKS, terima kasih, mudah-mudahan tulus. Tetapi itu masalah lain lagi, yang tidak serta merta menjadikannya berhak mendapatkan kompensasi yang diinginkan.
Bro & Sis, ane jadi tak habis pikir. Mengapa orang-orang seperti ini larinya ke PKS ya? Bukankah ada Dinas Sosial dan Polisi? Apakah hal ini dikarenakan kader-kader PKS terkenal orang baik-baik dan dermawan? Sementara partai tetangga (kebetulan ada kantor DPD dari dua partai lain dalam radius 500 meter) jarang sekali menerima tamu serupa.
Hikmahnya :
- Muliakan tamu sewajarnya, jangan teraduk emosi kita
- Tempatkan permasalahan pada porsinya masing-masing
- Jangan khawatir citra PKS melorot. Jalin Komunikasi simpatik
Ini adalah tamu kesekian kalinya, PKS dijadikan tempat pengaduan orang-orang tertimpa musibah. Akh Riska --karena masih baru-- agak kebingungan menyikapi tamu tersebut. Di satu sisi ingin menyatakan empatinya, apatah lagi membawa-bawa nama PKS, di sisi lain dia sedang tidak memiliki 'sesuatu' yang bisa dia berikan kepada tamu tadi, ditambah dia saat itu sendirian.
Ane katakan kepada tamu tadi, bahwa kami turut prihatin atas musibah yang menimpanya dan turut mendoakan agar mereka diberi jalan keluar terbaik oleh Allah SWT. Ane tunjukkan ke mana seharusnya pasutri muda tadi mengeluhkan halnya. Dan kepada akh Riska, ane tegaskan bahwa urusan ini harus dipisahkan antara menjaga citra baik PKS dengan Kasus Kehilangan. Ini adalah dua hal yang saling lepas, setidaknya menurut ane. Jadi tidak ada kaitannya satu sama lain. Adapun mereka mengaku simpatisan PKS, terima kasih, mudah-mudahan tulus. Tetapi itu masalah lain lagi, yang tidak serta merta menjadikannya berhak mendapatkan kompensasi yang diinginkan.
Bro & Sis, ane jadi tak habis pikir. Mengapa orang-orang seperti ini larinya ke PKS ya? Bukankah ada Dinas Sosial dan Polisi? Apakah hal ini dikarenakan kader-kader PKS terkenal orang baik-baik dan dermawan? Sementara partai tetangga (kebetulan ada kantor DPD dari dua partai lain dalam radius 500 meter) jarang sekali menerima tamu serupa.
Hikmahnya :
- Muliakan tamu sewajarnya, jangan teraduk emosi kita
- Tempatkan permasalahan pada porsinya masing-masing
- Jangan khawatir citra PKS melorot. Jalin Komunikasi simpatik
Mukernas Makassar [01]
Bersama ikhwah Papua: Hadi Santoso, Radi Nurhamidin & Muin (aleg)
Bro & Sis,
Alhamdulillah, pada Mukernas di Makassar yang lalu ane berkesempatan hadir (karena ketua DPD berhalangan, ane yg didapuk mewakili). Kesempatan ini tentu saja ane manfaatkan sebaik-baiknya.
Sebelum berangkat, ane siapkan senjata andalan: Handycam Sony DCR TRV285E asset DPD, kaset Hi-8 sebanyak 12 biji, baterai bawaan + cadangan, tripod, charger tambahan dan tentu saja seransel kelengkapan pribadi disamping beberapa lembar data (yg biasanya diminta struktur pd momen2 spt ini plus surat mandat tentu).
Berdua akh Amirudin, kami meluncur dari kota Pekalongan Ahad (20/07) jam 08.00 ke Semarang. Dari sana bertolak by bus ke Surabaya. Perjalanan yang melelahkan pada etape pertama ini karena jalanan macet dan armada bus yg kami tumpangi sudah tak laik jalan. Akhirnya kami tiba di terminal surabaya jam 8 malam. Salah seorang famili akh Amir telah siap menjemput. Alhamdulillah, malam itu ane bisa selonjor di rumah adiknya akh Amir.
Senin (21/07) menjelang subuh kami sudah siap-siap. Terpaksa menolak sarapan (eh, makan sahur kali?) karena perut belum bisa kompromi bila suasana hati "under pressure" begini. Kebiasaan burukku jika menghadapi momen yang cukup bikin senewen, nafsu makan jadi ilang. Diantar pake suzuki carry-nya, kami meluncur ke bandara Juanda di tengah pagi buta benderang jalanan Surabaya.
Hm.... Bandara Juanda layaknya 'milik' PKS, utamanya mushollanya. Di sana-sini terlihat wajah-wajah lelah sumringah orang-orang muda berjenggot. Lihat tuh, pak Madi sudah teriak-teriak membagikan tiket pesawat, sementara pak Prap bagi-bagi amplop. Angpao? Bukan. Cuma selembar 'surat sakti' untuk menembus 'barikade' panitia Mukernas. Amplop kubuka, tertangkap mataku di bawah logo PKS yang belum dikasih nomor 8, sederet huruf times new roman bold 16 point: SURAT MANDAT. O-o... Namaku berganti jadi Nuryadi (wah rugi nih, nama kerenku jadi kampungan gini. Hehe.... Apalah artinya sebuah nama di Surat Mandat, kilah pak Prap. Husy, sembarangan ente! Bisa merusak tatanan peradaban lho. Hehe...)
Untungnya ane dan pak Amir menyempatkan mandi tadi. Sehingga bisa mengurangi polusi pemandangan di ruang tunggu pagi itu. Bayangkan, ratusan kader PKS siap terbang dengan Merpati, belum pada mandi! Yah... walaupun wajah-wajah mereka memancarkan 'aura kesenangan' --karena rata-rata baru mau berpengalaman naik plane-- tetap saja bekas kelelahan perjalanan darat itu kelihatan.
Jam 6 tepat Merpati yang kami tumpangi mulai merayapi landasan pacu. Dan beberapa saat kemudian kami telah melayang di udara. Perjalanan Surabaya-Makassar ditempuh 1 jam 15 menit.
Udara masih sejuk saat kami menginjakkan kaki di Makassar. Panitia penjemput telah siap di gate utama. Kami langsung diarahkan ke bus yang akan mengantarkan kami ke hotel.
O ya, beberapa hari yang lalu ane sempat browsing situs Hotel Clarion, tempat Mukernas ini berlangsung. Tujuannya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang hotel ini dan Makassar pada umumnya. Antum tahu tarifnya? US$ 83 per malam per orang! Atau hampir Rp 800.000! Bagi ane, ini sebuah ongkos yang mahal untuk sekedar numpang tidur. Lantas berapa milyarkah dana penyelenggaraan acara ini ya? Antum hitung sendiri lah. Jika tiap DPD mengirim 3 orang utusannya dan 8 orang untuk DPW. Ditambah personel panitia dan lain-lain. Mbuh ah, dihitung sendiri!
Ane mengira semua peserta akan tidur dengan ongkos US$ 83 tadi. Ternyata tidak. Kami -rombongan dari Jawa Tengah- ditempatkan di Hotel Grand Wisata, yang letaknya 30 menit perjalanan bus dari Hotel Clarion dan 200 meter dari tepi Pantai Losari, sang ikon Makassar itu.
Setelah pembagian kamar, ane dan akh Amir dapat kamar 215 di lantai 3. Langsung saja kami tempatkan barang-barang di kamar dan bergegas mengejar jam brekfast. Menurut tulisan di kupon kamar, breakfast time adalah jam 6 sampai 10. Dan waktu itu jam di hapeku menunjuk angka 09.50. Pikirku masih terkejar nih. Cepat-cepat kami menuruni tangga (belum orientasi medan, jadinya belum tahu letak liftnya) menuju breakfast room. Lho? Kok sudah kukutan? Oalah... ternyata jam disini 10.50, pantas saja. Kami lupa bahwa Makassar sudah beda zona. Akhirnya dengan langkah gontai, kami terpaksa keluar hotel 'mencari hidup' sendiri-sendiri. Hehe...
Panitia sepertinya terlihat belum siap. Sudah 4 jam sejak tiba di hotel ini, kami belum mendapat manual acara apalagi kit mukernas. Boro-boro kok itu, informasi kapan Acara Pembukaannya saja belum kami dapatkan. Baru sejam kemudian ada info bahwa acara akan dimulai habis isya'. Untuk mengisi jeda waktu, ane mengajak beberapa ikhwah untuk jalan-jalan ke pantai Losari
Diapit Kepanduan, Supriyadi dan Rizal
(bersambung aja yah....)
14 Agustus 2008
Hari ini Rugi 25 Juta!
Bro & Sis, tadi siang jelang zhuhur ane dapet dua SMS dari TELKOMSEL, provider selularku. Yang pertama memberitahu bahwa paket berlanggananku berhak atas diskon 60% tarif percakapan tiap Sabtu dan Ahad. Langsung ane delete karena bagiku SMS seperti ini tidak penting. Yang kedua membuatku deg-degan. Betapa tidak, ia memberitahu bahwa sim-cardku memenangkan hadiah uang tunai 25 juta. Andai sendernya tidak terbaca 'Telkomsel', mungkin sms ini akan segera masuk trash. Tapi yang membuatku agak terpancing karena tidak kutemukan no hape di sendernya, tetapi Telkomsel, provider resmiku.
Segera jemariku memencet deretan angka 02132711222, nomor telpon yang dia berikan. Wah, begitu meyakinkan suara dari seberang yang mengaku bernama Heri Siswanto, sang "Operator Telkomsel". Intinya mengucapkan selamat, dan bahwa ane berhak atas hadiah tersebut dapat segera diambil dengan dua cara: tunai alias dijemput langsung ke Jakarta dan via jasa perbankan. Otomatis ane jawab opsi kedua. Maka 'sang operator' pun menganjurkanku ke ATM. Antara percaya dan ragu, ane ikuti saja anjurannya.
Limabelas menit kemudian tubuh ini sudah berada dalam ruang sempit ATM BMI Pekalongan. Ane telpon lagi 'sang operator' tadi dan mendikte sejumlah langkah. Sampai disini ane mulai yakin bahwa ane sedang dalam perangkap tikus. Biarlah, toh saldoku cuma tujuhribu sekian. Ane penasaran mendengar berita-berita penipuan seperti ini. Makanya pengin mengalami sendiri suasana batin ketika seseorang sudah berada dalam ruang ATM. Ternyata memang bisa membuat orang lepas kendali. Namun jika kita bisa sedikit obyektif dan sempat ambil nafas (sambil beristighfar banyak-banyak), maka insya Allah bisa merasakan nada suara 'sang operator' yang penipu. Awalnya memang nadanya meyakinkan. Tetapi setelah kita berada di ATM, maka terdengar jelas nada suaranya seperti jika kita merasa tidak ingin kehilangan barang berharga yang sudah kita genggam.
Menit berikutnya saya diminta memasukkan nomor rekening (sayangnya tidak sempat tercatat) dan nominal hadiah yang tadi dijanjikan. Namun anehnya ane disuruh memencet tombol CANCEL sebagai langkah akhir. Dan dia mengatakan bahwa hadiah telah ditransfer, tapi tidak bisa terlihat langsung, harus menunggu beberapa hari (hehe... mana ada teknologi online seperti ini?). Terus, mengapa tombol 'cancel' yang harus ane tekan? Bukankah itu tombol untuk membatalkan semua langkah? Hm... mungkin karena saldoku cuma tujuhribuan itu ya? (di awal langkah tadi ane dituntun untuk cek saldo dulu dan disuruh membacakan angka-angkanya. Tidak boleh salah dalam mebaca, termasuk koma dan titiknya. Coba tadi ane ngomong saldonya seratus juta. Tambah bernafsu kali ya? Hehehe...)
Nah, karena yang di luar ATM sudah ngantre banyak orang, ditambah pak satpam mondar-mandir seperti khawatir melihat ane di ruang ATM dengan hape online, maka ane putuskan untuk segera keluar. Rupanya pak satpam sudah dibekali menghadapi situasi seperti ini.
Untuk lebih memantapkan, ane ke Gerai Halo. Sekalian bayar tagihan bulan ini. Dan setelah ane konfirmasi ke Customer Servisnya, ternyata benar bahwa sms tadi adalah PENIPUAN. Kok sendernya tidak nomor HP atau nomor telpon PSTN, tetapi nongol sebagai Telkomsel? Dijawab, bahwa pelaku menggunakan internet untuk melancarkan aksinya.
Alhamdulillah.... walau hari ini rugi moril 25 juta (karena sudah membayangkan mau apa dengan angka itu) plus rugi materiil 8 ribuan (pulsa), ane dapet pengalaman yang mengasyikkan... hm....
Apa hikmahnya?
(1) Dzikir dalam segala situasi adalah hal terbaik (jangan terburu nafsu euy)
(2) Jangan sungkan mencari informasi kepada pihak-pihak yang kompeten
(3) Teknologi semakin pesat, maka upgrade diri kita everytime (jangan kalah ama penipu)
(4) .... (tolong tambahkan)
Segera jemariku memencet deretan angka 02132711222, nomor telpon yang dia berikan. Wah, begitu meyakinkan suara dari seberang yang mengaku bernama Heri Siswanto, sang "Operator Telkomsel". Intinya mengucapkan selamat, dan bahwa ane berhak atas hadiah tersebut dapat segera diambil dengan dua cara: tunai alias dijemput langsung ke Jakarta dan via jasa perbankan. Otomatis ane jawab opsi kedua. Maka 'sang operator' pun menganjurkanku ke ATM. Antara percaya dan ragu, ane ikuti saja anjurannya.
Limabelas menit kemudian tubuh ini sudah berada dalam ruang sempit ATM BMI Pekalongan. Ane telpon lagi 'sang operator' tadi dan mendikte sejumlah langkah. Sampai disini ane mulai yakin bahwa ane sedang dalam perangkap tikus. Biarlah, toh saldoku cuma tujuhribu sekian. Ane penasaran mendengar berita-berita penipuan seperti ini. Makanya pengin mengalami sendiri suasana batin ketika seseorang sudah berada dalam ruang ATM. Ternyata memang bisa membuat orang lepas kendali. Namun jika kita bisa sedikit obyektif dan sempat ambil nafas (sambil beristighfar banyak-banyak), maka insya Allah bisa merasakan nada suara 'sang operator' yang penipu. Awalnya memang nadanya meyakinkan. Tetapi setelah kita berada di ATM, maka terdengar jelas nada suaranya seperti jika kita merasa tidak ingin kehilangan barang berharga yang sudah kita genggam.
Menit berikutnya saya diminta memasukkan nomor rekening (sayangnya tidak sempat tercatat) dan nominal hadiah yang tadi dijanjikan. Namun anehnya ane disuruh memencet tombol CANCEL sebagai langkah akhir. Dan dia mengatakan bahwa hadiah telah ditransfer, tapi tidak bisa terlihat langsung, harus menunggu beberapa hari (hehe... mana ada teknologi online seperti ini?). Terus, mengapa tombol 'cancel' yang harus ane tekan? Bukankah itu tombol untuk membatalkan semua langkah? Hm... mungkin karena saldoku cuma tujuhribuan itu ya? (di awal langkah tadi ane dituntun untuk cek saldo dulu dan disuruh membacakan angka-angkanya. Tidak boleh salah dalam mebaca, termasuk koma dan titiknya. Coba tadi ane ngomong saldonya seratus juta. Tambah bernafsu kali ya? Hehehe...)
Nah, karena yang di luar ATM sudah ngantre banyak orang, ditambah pak satpam mondar-mandir seperti khawatir melihat ane di ruang ATM dengan hape online, maka ane putuskan untuk segera keluar. Rupanya pak satpam sudah dibekali menghadapi situasi seperti ini.
Untuk lebih memantapkan, ane ke Gerai Halo. Sekalian bayar tagihan bulan ini. Dan setelah ane konfirmasi ke Customer Servisnya, ternyata benar bahwa sms tadi adalah PENIPUAN. Kok sendernya tidak nomor HP atau nomor telpon PSTN, tetapi nongol sebagai Telkomsel? Dijawab, bahwa pelaku menggunakan internet untuk melancarkan aksinya.
Alhamdulillah.... walau hari ini rugi moril 25 juta (karena sudah membayangkan mau apa dengan angka itu) plus rugi materiil 8 ribuan (pulsa), ane dapet pengalaman yang mengasyikkan... hm....
Apa hikmahnya?
(1) Dzikir dalam segala situasi adalah hal terbaik (jangan terburu nafsu euy)
(2) Jangan sungkan mencari informasi kepada pihak-pihak yang kompeten
(3) Teknologi semakin pesat, maka upgrade diri kita everytime (jangan kalah ama penipu)
(4) .... (tolong tambahkan)
11 Agustus 2008
8-8-08
Kuawali blog ini dengan liputan launching nomor 8 oleh DPD PKS Kota Pekalongan. Tepat pada Jum'at, 8 Agustus 2008 lalu secara serentak digelar acara sosialisasi ini. Tampak dalam gambar, akhwat-akhwat DPC Pekalongan Timur sedang bersiap-siap menyukseskan acara ini. DPC ini paling heboh lho. Lihat saja tampilan mereka... Maklum saja, pendukungnya adalah para gadis, yang nota bene masih seger akan kreativitas. Dibanding DPC lain yang rata-rata dominasi ummahatnya lebih banyak.
Langganan:
Postingan (Atom)