Bro & Sis, tadi siang pas ane mampir kantor DPD PKS Kota Pekalongan, akh Riska --petugas jaga-- sedang menerima 2 orang tamu, pasutri beserta seorang balitanya. Ternyata tamu tadi mengaku simpatisan PKS di kota Semarang, yang sedang jalan-jalan di Pekalongan dan kebetulan hari itu tertimpa musibah. Sebuah hape dan dompetnya kecopetan.
Ini adalah tamu kesekian kalinya, PKS dijadikan tempat pengaduan orang-orang tertimpa musibah. Akh Riska --karena masih baru-- agak kebingungan menyikapi tamu tersebut. Di satu sisi ingin menyatakan empatinya, apatah lagi membawa-bawa nama PKS, di sisi lain dia sedang tidak memiliki 'sesuatu' yang bisa dia berikan kepada tamu tadi, ditambah dia saat itu sendirian.
Ane katakan kepada tamu tadi, bahwa kami turut prihatin atas musibah yang menimpanya dan turut mendoakan agar mereka diberi jalan keluar terbaik oleh Allah SWT. Ane tunjukkan ke mana seharusnya pasutri muda tadi mengeluhkan halnya. Dan kepada akh Riska, ane tegaskan bahwa urusan ini harus dipisahkan antara menjaga citra baik PKS dengan Kasus Kehilangan. Ini adalah dua hal yang saling lepas, setidaknya menurut ane. Jadi tidak ada kaitannya satu sama lain. Adapun mereka mengaku simpatisan PKS, terima kasih, mudah-mudahan tulus. Tetapi itu masalah lain lagi, yang tidak serta merta menjadikannya berhak mendapatkan kompensasi yang diinginkan.
Bro & Sis, ane jadi tak habis pikir. Mengapa orang-orang seperti ini larinya ke PKS ya? Bukankah ada Dinas Sosial dan Polisi? Apakah hal ini dikarenakan kader-kader PKS terkenal orang baik-baik dan dermawan? Sementara partai tetangga (kebetulan ada kantor DPD dari dua partai lain dalam radius 500 meter) jarang sekali menerima tamu serupa.
Hikmahnya :
- Muliakan tamu sewajarnya, jangan teraduk emosi kita
- Tempatkan permasalahan pada porsinya masing-masing
- Jangan khawatir citra PKS melorot. Jalin Komunikasi simpatik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah mampir...