08 September 2008

Al-Qur'an dan Ketinggalan Dompet

Bro & Sis,
Suatu pagi ane pulang dari Semarang menuju Pekalongan. Yah, habis nengok mertua sekalian ngajak istri refreshing menjelang libur ramadhan. Setelah memastikan segala barang bawaan tidak ada yang tertinggal, mantaplah hati menggeber supra fit yang belum lunas itu meninggalkan kampung mertua, Sumurejo Gunungpati.
Di tengah jalan, setelah melewati arteri pertama, ane hendak membeli bensin. Astaghfirullah, ternyata dompetku tertinggal di rumah mertua. Untungnya istri masih bawa cadangan 'amunisi', sehingga tidak begitu celingukan di depan petugas pom bensin.
Namun rasanya sisa perjalanan berikutnya terasa gamang. Ada perasaan khawatir, jangan-jangan ada operasi SIM. Wah, mending gak nyadar aja ya, kalau dompetnya ketinggalan, daripada nyadar jadi was-was gini.
Itu baru satu ketidaknyamanan, Bro & Sis. Masih banyak lagi ketidaknyamanan lain yang menyertai dengan ketiadaan dompet ini di saku celana. Mau transfer SPP ke rekening Shar-E SMPIT Ibnu Abbas tempat putriku belajar, repot. Belanja di swalayan yang harusnya dapat point, gara-gara tidak bawa kartu membernya akhirnya merelakan pointnya. Dan catatan-catatan penting lainnya yang tidak bisa ane akses seketika karena barangnya tertinggal 100 km lebih dari posisiku sekarang.
Bro & Sis, hanya karena dompet tertinggal tak sengaja, banyak urusan jadi tidak lancar. Tapi bagaimana dengan Al-Qur'an yang sering sengaja kita tinggal? Sudahkah kita merasa ada yang kurang dalam aktivitas kita? Sudahkah kita merasa kerepotan gara-gara ketinggalan catatan Ilahi ini? Jangan-jangan kita sudah tak merasa rugi apa-apa dengan ketiadaannya? Astaghfirullahal 'azhim... ampuni kami ya Robb...
Alif laam miim...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir...