Shoutul Harokah bikin heboh di penutupan
Bro & Sis, Ane lanjutkan cerita mukernas tempo hari.
Senin [21/07] pukul 19.00 WITA, kami dijemput dari hotel transit ke hotel inti, Clarion Hotel Makassar. Acara sudah mulai. Ballroom utama dipenuhi ribuan orang, kader dan tamu undangan. Sebagai videografer kampung, momen nasional ini tentunya menciutkan nyali ane. Apalagi "rival"nya adalah para kameraman TV nasional. Bismillah, kutebalkan muka, kuatkan niat dan perbesar nekat. Alhamdulillah dapet tempat yang lumayan strategis di depan stage, dua shof dari kursinya presiden, Ustad Tifatul dan rombongan.
Ada kursi ketiga isinya cuma snack, ane singkirin aja. Ngapling kursi itu langsung pasang tripod --eh, jadinya monopod ding, karena gak bisa mekar, sesak. Sering-sering berdiri buat ngepasin bidikan viewfinder --mohon maaf ikhwah di belakang ane, atas ketidaknyamanan ini. Terpaksa, karena takut kehabisan baterai bila buka LCDnya.
Alhamdulillah 90% acara pembukaan berhasil ane rekam. Hanya ketika menjelang akhir, pas sesi hiburan handycam ngadat. Waduh, sempat panik juga nih. Error messagenya: "Reinsert the cassette". Lho, padahal masih banyak? Ane ganti yang baru juga sama. Masya Allah, mengapa nih?? Yah, terpaksa ngikhlasin tampilan permainan asli Makassar nih. Padahal seru n asyik banget, lho!
* * *
Selasa [22/07] pukul 08.15 WITA tiba kembali di hotel inti, setelah semalem putus asa gak bisa ngakalin handycam yang ngadat. Rasa was-was masih menghantui, walau sudah dapat secercah solusi dari kawan di Jawa, suruh menjemur peralatan!Waktunya menjajal solusi. Pas momen taujih Ustadz Hilmi Aminudin ternyata handycamku belum juga mau kompromi. Keringat dingin mengucur, tangan gemeter mencoba-coba ngakali. Gonta-ganti kaset baru ane lakukan, tapi hasilnya nihil. Akhirnya istighfar aja deh... Tanganku gontai mengambil notebook dan pulpen pemberian panitia. Kurangkum taujih sebisanya, sebagai bekal sosialisasi ke DPD sebagai bentuk pertanggungjawaban misi ini
Di sela-sela acara break, ane coba jemur lagi aset berharga ini sambil melihat-lihat stand yang ada. Antara senang dan cemas berkecamuk di dada. Menikmati pameran stand yang sangat menggiurkan (andai bawa uang jutaan pun, pasti habis buat nurutin 'nafsu' mborong souvenir yang cantik-cantik ini) sambil meneteskan air liur. Hehe... karena ane hanya bawa 'awak abang' alias no fulus. Cleguks... Tapi itu segera kutepis, karena 'tanggungjawab besar' merekam semua momen menggelayuti pundak kurus ini. Gimana nggak ketar-ketir, wong acarane masih lama dan masih banyak je.
Ya Robbi, alhamdulillah dua sesi seminar berhasil terekam....
ada souvenir batik pks batiku ga? ada dong...
BalasHapus