04 September 2014

"Sesruput" Bimbingan dan Konseling

Namanya juga sesruput, jadi ya hanya sedikit saja. Ini tentang Bimbingan dan Konseling atau yang biasa disingkat BK. Sebuah ilmu yang baru saja saya ketahui dalam workshop sehari tadi. Workshop diadakan oleh Lembaga Bimbingan dan Konseling STAIN Pekalongan

Awalnya tak sengaja ikut. Pagi tadi mampir ke STAIN hendak menemui Pak Agus Farkhina, untuk urusan order cetak buku pedoman. Saya menyerahkan berkas kelengkapan CV untuk keperluan administratif tender, sembari mengambil gambar tampak depan rektorat untuk kebutuhan ilustrasi sampulnya nanti. Apalagi tahun ini kampus STAIN catnya berganti hijau, jadi fotonya harus ganti. Usai dari kantor pak Agus, mampir ke fotokopi di depan kampus. Di sana bertemu dengan ayahnya Daffa, santri saya.

"Lho, kok di sini Pak?" tanya saya.
"Iya tadz, ini habis sarapan, menunggu jam 8 nanti mau ikut workshop BK" jawabnya.
"Oh, jenengan mengampu BK to?"
"Iya... Lha SMPIT siapa yang datang?" tanya beliau
"Wah, saya malah belum tahu, coba nanti saya tanya kepala sekolah,"
"Ikut saja Tadz, karena Workshopnya untuk guru BK se-kota dan kabupaten Pelongan lho," ajak beliau.

Begitulah, akhirnya saya pun ikut. Di samping karena amanah dari kepala sekolah, juga didorong rasa ingin tahu seperti apakah rupa "makhluk" berjuluk BK ini.

Ternyata saya adalah peserta "liar", karena tidak membawa undangan maupun formulir pendaftaran. Untung saja panitia sepertinya masih butuh peserta sehingga saya diperkenankan masuk. Konon panitia hanya memilih seratusan undangan saja dari jumlah 500-an orang guru BK SMP, SMA, SMK se-kota dan kabupaten Pekalongan.

Seperti lazimnya, pembukaan telah lewat setengah jam-an dari jadual jam 8. Panitia menampilkan 3 orang panelis: Dr. Ninik Suharini, S.Pd.,M.Si, Dr. Hj. Fitri Sukmawati, M.Psi., Dr. Siti Khorriyatul Khotimah, M.Psi.

Panelis pertama, bu Rini yang seorang pengawas sekolah di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, menyampaikan makalah tentang seluk beluk "Bimbingan dan Konseling", yang meliputi:
- Pengertian Bimbingan
- Pengertian Konseling
- Pengertian Bimbingan dan Konseling
- Tugas-tugas Perkembangan Remaja
- Bimbingan dan Konseling di Sekolah
- Pola Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
- Tugas Bimbingan dan Konseling
- Latar Belakang Psikologis dalam Proses Pendidikan di Sekolah
- Pendekatan Bimbingan dan Konseling

Panelis kedua, bu Fitri (dosen IAIN Pontianak) memaparkan makalah yang berjudul: "Problema Remaja dalam Pembelajaran dan Hubungan Interpersonal", yang meliputi:
- Pendahuluan
- Fase Pertumbuhan Manusia
- Dampak Negatif
- Masalah yang Muncul
- Jenis Penanganan
- Definisi Kecerdasan Interpersonal
- Dimensi Kecerdasan Interpersonal

Panelis terakhir, bu Khotim yang seorang dosen UIN Surabaya, menyampaikan makalah "Aplikasi Biblioterapi dalam Pembelajaran sebagai Salah Satu Teknik Konseling di Sekolah". Terdiri atas:
- Definisi Biblioterapi
- Tujuan Menerapkan Biblioterapi
- Tahapan Menyajikan Biblioterapi
- Bagaimana Siswa Berubah (Proses Biblioterapi)
- Aplikasi Biblioterapi dalam Pembelajaran

Sesi kedua setelah istirahat sholat dan makan siang, adalah diskusi kelompok. Saya masuk dalam kelompok 4 yang karena anggotanya hanya 2 orang, maka merger dengan kelompok 3 yang juga cuma hadir 2 orang. Rupanya setelah break tadi banyak yang tidak kembali ke workshop. Kelompok 3+4 ini diketuai oleh mas Imam dari MA Hasballah Karanganyar, sekretaris saya, anggota mas Muhaimin dari MASS Proto dan pak Khusaini dari MA Hifal Buaran, mendapat tugas mendiskusikan "Problematika Guru BK"

Dari hasil diskusi disimpulkan bahwa problematika guru BK (yang kemudian diralat oleh pak Abdullah, mengacu peraturan mendiknas istilah yang benar adalah guru pembimbing) sebagai berikut:
- Selama ini fungsi guru BK di sekolah hanyalah sebagai "polisi" yang berwajah seram.
- Banyak juga yang hanya sebagai petugas administratif, merekap skor pelanggaran siswa oleh guru piket.
- Kurang pahamnya personel guru BK sendiri dan rekan sejawatnya terhadap tupoksi guru BK.
- Latar belakang pendidikan guru BK banyak yang tidak berasal dari disiplin ilmu ke-BK-an.
- Guru BK adalah "superman" yang kudu siap ditumpahi berbagai problema siswa di sekolah.
- Guru BK seringkali hanya menjalankan fungsi kuratifnya, belum maksimal pada fungsi prefentif dalam menjalankan tugasnya di sekolah.

Kelompok juga mendiskusikan alternatif solusinya:
- Guru BK harus mengubah citra seram, dengan "masuk" kepada dunia remaja.
- Merekomendasikan stakeholder pendidikan untuk membuat tupoksi semua pemangku jabatan dan mensosialisasikannya.
- Guru BK harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri, antara lain dengan cara:
   * Kuliah lagi mengambil jurusan BK
   * Sharing dengan sesama guru BK
   * Memperbanyak membaca artikel-artikel ke-BK-an dan studi kasus, baik melalui internet maupun media lainnya.
- Memanfaatkan 2 jam tatap muka untuk menjalankan fungsi prefentif
- Merekomendasikan sekolah yang belum mengalokasikan waktu untuk BK masuk dalam jadual tatap muka (KBM)
- Merekomendasikan STAIN Pekalongan untuk membuka Program Ekstensi pada Prodi BK Islam nya.

Demikian, sekilas tentang BK dan pengalaman saya hari ini. Semoga bermanfaat...