10 Februari 2015

Hafidz Telah Menemukan "Mesin Waktu"nya

Hafidz (alm) dan kakak perempuannya
Sepulang menjemput anak keempatku, kami langsung menuju ke rumah Rahma, teman sesama SEFTer, di desa Mayangan, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Sebetulnya keinginan ke sana sejak mendengar kabar adiknya, Hafidz (16) dikabarkan hilang. Hafidz adalah siswa kelas X SMALB Negeri Wiradesa yang terseret arus sungai Pencongan, Selasa (3/2) lalu.

Tim SAR dan kepolisian yang mencoba menyisir DAS Pencongan hingga ke pintu air dekat muara tak kunjung mendapatkan hasil. Akhirnya pada H+3 upaya dihentikan. Tim SAR menyerah, keluarga pun pasrah.

Kabar mengejutkan Ahad (8/2) kemarin. Hafidz ditemukan di pantai Kartini, oleh tim SAR Jepara! Masya Allah, itu sama dengan perjalanan 170 KM!!! Jenazah Hafidz begitu datang, langsung masuk keranda dan disholatkan di masjid. Ia dimakamkan jelang maghrib, hari itu juga.

Hari ini, kutuliskan kisah Hafidz, dari penuturan Rahma, kakak perempuannya...

Sehari sebelum hilang di sungai Pencongan, Hafidz menunjukkan perilaku aneh. Ia silaturahim ke seluruh paman dan bibinya untuk meminta maaf. Ia juga minta potong rambut dan mandi keramas. Beberapa kali diskusi dengan kakaknya, temanya seputar "Mesin Waktu". Rupanya selepas menonton film Kiamat 2012, ia sangat terobsesi dengan sang mesin waktu ini. Ia menghayalkan untuk membeli mesin ini. Ketika diyakinkan bahwa itu cerita fiktif, yang hanya ada di film, ia bersikeras bahwa mesin itu benar-benar ada.

"Adanya di Amerika, Mbak... Memang di sini tidak ada yang jual. Nanti adik mau beli di sana ah..." begitu jawabnya.
Ketika sang kakak bertanya, "Kenapa sih, adik pengin sekali beli mesin waktu?"
"Biar bisa menemui ayah dan ibu, mbak... Adik mau minta maaf sama ayah dan ibu. Adik banyak berbuat dosa pada ayah..." jawabnya lugu.

O ya, sebagai informasi, mereka berdua sudah yatim piatu sejak dua dan satu tahun terakhir. Karenanya, satu-satunya tempat curhat Hafidz adalah Rahma, sang kakak. Mereka berdua tinggal di rumah peninggalan orang tuanya di desa Pencongan Wiradesa.

Rupanya, Selasa pekan lalu itu, ia telah menemukan sang "mesin waktu". Dan hari itu, bagi kakak satu-satunya, menjadi hari kelabu. Selamat jalan Hafidz, engkau sekarang pasti telah bahagia, bisa meminta maaf pada ibu dan ayahmu...