24 Desember 2008

Oalah... ATM Mandiriku

Pas orang-orang pada memperingati Simbok's Day (Hari Ibu maksudnya), kami kedatangan tamu. Temen lama istriku waktu jaman gadisnya dan mengabdi di TPQ Beji Ungaran. Mereka sudah seperti kakak-adik saja. Suaminya temen se-pengajian waktu ane masih kuliah di Undip Semarang. Jadi ini kunjungan reuni lah... Mereka sengaja datang ke Pekalongan untuk kulakan batik. Istrinya sih yang lagi asik menekuni dunia bisnis. Sementara suaminya yang aleg PKS di DPRD Kabupaten Semarang itu tidak begitu punya jiwa dagang. Jadi takut melulu kalau diminta investasi.
Ehm... ngomong-ngomong soal bisnis, sabtu siang kemaren "dagangan" ane laku juga. Ustadz Zuber Safawi yang sekarang jadi aleg PKS di DPR RI mau bikin stiker. Lumayan, 50 rim bro! Bahkan beliau 'menantang', disainnya suruh nge-mail malam harinya dan ane diminta nomor rekening Mandiri karena mau ditransfer saat itu juga. Walah, lha belum punya je. Aha, bilang aja, "transfernya senin saja ustadz, biar ane konsentrasi ndisain malam ini."
Makanya begitu hari Senin tiba, rencana buka rekening ane wujudkan. Beberapa menit sebelum tamu kami tadi tiba, ane segera meluncur ke Bank Mandiri. Wes... ewes... ewes... rekening jadi. Eh ternyata setoran awalnya cuma butuh 50ribu, tiwas bawa sejuta. Gak pa pa wis. Pulang bawa buku tabungan dan kartu ATM, yang kata CSnya akan aktif dua jam lagi. Langsung saja nomornya ane sms-kan ustadz Zuber
Malam harinya ane sempatkan ke ATM untuk ganti PIN dan sekalian cek saldo, apakah transferan sudah masuk. Eh, ternyata gak bisa. Kata mesin ATMnya, ane salah memasukkan PIN. Ah, yang bener aja. Wong ane yakin kok. Tapi akibatnya ane ulang 3 kali, hingga akhirnya terblokir.
Esoknya ane ke CS lagi, menanyakan hal ini. Ditemui oleh Pak Fitriadi, ane dipersilakan mengulangi lagi di ATM Mandiri Cabang lain, karena di Mandiri Hayam Wuruk sedang error. Kali ini ane lebih hati-hati mengikuti step-stepnya. Tapi tetap belum bisa. Bahkan ane 'dituding' salah memasukkan PIN. Wah, ini mesinnya atau sistemnya yang error nih? Atau jangan-jangan ane yag error ya? Gara-gara mau dapet order lumayan, jadi salah pencet? xi..xi..xi..
Oalah.... Mandiri... Mandiri... mengapa ATMnya Mau Menang Sendiri??? He..he...

Update: 26 Desember 2008
Habis Jum'atan dapat SMS dari Pak Fitriadi, untuk menemuinya di kantor. Ternyata setelah dicek, kesalahan ada pada Teller yang kemaren kasih amplop kode PIN awal. Seharusnya nomor kartuku 3594 tapi dikasih amplop yang 3495. Wuff... sebuah human error yang manusiawi tapi cukup mengurangi kredibilitas Bank Mandiri nih. Terima kasih pak Fitriadi...

23 Desember 2008

Hari Ibu


Kemarin, hampir semua tokoh negeri ini pada latah memperingati Hari Ibu. Bahkan bapak presiden kita merasa perlu memasang iklan khusus edisi Hari Ibu, dengan pose sedang sungkem kepada ibundanya. Yah... biar saja, toh memang semua orang lagi pada ngincer kursi 2009 dan 2010.
Di daerah ane, Pekalongan, yang ribet upacara Hari Ibu ini paling para birokrat, PNS dan anak-anak sekolahan. Sementara kalangan enterpreuneurnya cuek bebek. Maklum, kalangan pengusaha --yang sebagian besar para juragan batik-- merasa tidak perlu mengingat hari-hari besar nasional apa pun termasuk Hari Ibu. Yang ada di benak mereka cuma satu: Hari Kamis! Dimana saat paling memusingkan kepala mereka karena harus memikirkan uang pocokan para kuli kecehnya.
Ane sendiri sebetulnya tidak ambil pusing pada peringatan ini. Walaupun tadi sore ikut sedikit menyukseskan sebuah acara kecil di DPRa PKS Kelurahan Kergon. Terpaksa, karena istri -selaku anggota panitia- minta diantar dan minta tolong untuk mengeset lcd, screen dan laptopnya. Acaranya sih demo masak, bikin nuget ikan, tapi prolognya ada sedikit promosi Si Angka 8-lah.
Ane kurang setuju jika untuk "membalas" jasa-jasa bunda hanya dikhususkan pada 22 Desember saja. Emangnya impas? Wong andai kita saban hari "membalas" saja masih kurang kok. Jadi untuk konteks ini, every day is Hari Ibu. Tapi kalau konteksnya hanya simbolisasi, menurutku sih tidak perlu. Pemborosan itu! Mending dananya buat proyek keumatan lain yang bisa menambah manfaat buat rakyat.

21 Desember 2008

Belajar, Belajar dan Belajar

Ane rasakan tiap hari tambah ilmu nih. Dari nguber sana-sini untuk mempermak tampilan blog ini agar lebih sedap dipandang dan lezat (eh, emangnya wisata kuliner?).
Hari ini belajar nampilin kotak komentar di bawah postingan. Lho, hasilnya kok gak kelihatan untuk postingan yang sudah lewat? Baru nongol kalo diklik kembali. Makanya coba mosting yang ini nih...
Mari kita lihat... waks, belum nongol juga... gimana neh? Suk neh ah, dah jam 1 malem. Pokoknya blajar terussss... sampai tua.

20 Desember 2008

Keceriaan Dibalik Musibah

Bro & Sis,
Sore ini hujan deras mengguyur di langit Pekalongan. Seperti air seember besar ditumpahkan pada segayung wadah. Akibatnya dalam beberapa menit saja seantero Pekalongan sudah tergenang. Beberapa tempat yang agak cekung, lumayan kedalaman banjirnya, hingga setengah meter.
Sedianya ane mau keluar rumah mengantarkan barang cetakan (brosur caleg PKS Kec. Pekalongan Timur), tapi akhirnya ane batalkan melihat derasnya hujan sore ini. Sementara itu istri (dan teman-teman gurunya) sedari pagi lembur di TKIT Ulul Albab mengisi rapor. Kami bertiga (ane, Zaid [anak kedua, kls.6] dan Jundi [anak keempat, TK B]) menikmati hujan ini di rumah.
Lama-lama miris juga melihat hujannya semakin menjadi-jadi. Betapa tidak, ternyata "hujan"nya juga pindah ke dalam rumah kontrakan ane! Dari 6 ruang (2 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, km/wc, dapur) cuma kamar tidur yang aman, itu pun terdapat beberapa tetes kebocoran. Selainnya, kami harus berpayung jika tidak ingin basah kuyup.
Pontang-panting diri ini mengantisipasi kebocoran, sendirian. Masya Allah... air dengan cepatnya menelusup dari segala arah. Walaupun banjir ini cuma sebatas kaki (kodok), membuat ane sumpek juga. Akhirnya ane menyerah... Tentunya setelah berusaha maksimal dan mengerahkan segenap sumber daya (ember, panci, baskom, rantang, karpet, kain-kain bekas). Itu pun ternyata masih ada bocoran yang tidak tercover dan luberan air dari depan dan belakang rumah, tak terbendung!
Sementara anak-anak malah asyik bermain bola di tengah musibah. Tidak berempati atas kesusahan orang tua membendung banjir lokal ini. Dasar anak-anak, mana ada rasa sedih. Namun sebagai orang tua yang bijak (cieee...) ane tidak boleh memarahi mereka. Bagaimana menyikapinya nih?
Aha, dapat ide! Ane instruksikan saja mereka untuk melucuti pakaian, kecuali celana pendek. Terus ane kasih kain pel dan.... "Oke anak-anak, sekarang permainan kita ganti dengan Banjir Skate!" Eh, apaan tuh? "Kalian boleh seluncuran di lantai dari ruang tengah ke depan, sambil menyapukan kain pel". O ya satu lagi, mas Zaid (yang hobi jadi keeper di ekskul sepak bola-nya) bertugas jaga gawang! Itu tuh, ember penampung bocor, yang jika sudah penuh harus segera dibuang. Wow, mereka menyambut antusias, berhasil!
Nah, sistem "antisipasi banjir" sudah berjalan "otomatis". Kini saatnya istirahat, untuk hemat energi sih. Karena nanti jika sudah reda, ane toh harus bersih-bersih seluruh lantai rumah ini, tanpa bantuan mereka. Dan ini akan menyita banyak energi bukan? Hehe... licik ya?

19 Desember 2008

Yuk... Ikutan Al-Zaidi, Nglempari Wajah Bush!

Tak sengaja ngeklik link punya teman. Eh, ternyata yang nongol situs yang nampilin game [ini nih] melempari wajah Bush dengan sepatu. Hehehe... ada-ada saja nih programmernya. Anyway, menyenangkan juga untuk obat stress... Bahkan anak-anakku juga suka nih...
Tapi kalo Bro & Sis pengin lebih asyik lagi dan cepet kaya, ikutin aja jejak wartawan TV Al-Baghdadiyah itu. Temui tokoh terkenal dan bluk.. bluk... lemparkan sepatu atau bakiak antum ke wajahnya! Maka serta merta antum akan jadi terkenal dan kaya!
Lha iya to, nanti sepatu atau bakiak antum ada yang nawar sampai 50 Milyar. Atau antum akan direkrut oleh sebuah perusahaan yang bonafid dan akan membayar sejak bakiak pertama antum lemparkan. Tapi antum kudu siap-siap juga, menderita patah tulang, luka sayatan dan tubuh yang "dipresto" alias remuk redam, seperti yang dialami Muntadar Al-Zaidi di penjara!

16 Desember 2008

Tips Mengurangi Nyeri Sakit Gigi

Bro & Sis,
Sejak dua hari ini, geraham kiri bawahku krowak. Masya Allah... nyeri sekali pas udara dingin atau kena air waktu kumur. Herannya kalau siang hari tidak begitu nyeri.
Kemaren malem aku tidak bisa tidur. Nyeri ini tak tertahankan... hingga adzan subuh berkumandang, tak juga kunjung reda. E.. rupanya istriku punya tips jitu untuk meredakan nyerinya. Yaitu cukup oleskan pasta gigi pada lubang tadi.

Akhirnya sepulang dari mushola, ane praktekkan nasihat istri. Mmm... ternyata lumayan enak... sampai kebablasen masuk alam mimpi lagi [he..he... kompensasi semalem gak bisa tidur nih yee...]

O ya, kalo mau diobatin, kata dr. Aziz, ini resepnya: Cipro 500mg, 3x sehari dan Asam mef 500mg 3x sehari juga...

Update 01-02-2009:

Tapi kalo nurut dr. Indah, untuk ngurangi sakit, minum Antalgin dan kumur air hangat yang diberi sedikit garam. Nah, kalo sering linu-linu di gigi, pake pasta giginya Sensodyn. Eniwei, ke dokter gigi adalah langkah bijaksana...

12 Desember 2008

Jatah Hidupku Berkurang Sudah...

Kamis siang tepat pukul 11.56 WIB. "Ting tong...." Samsung-ku mengisyaratkan sebuah sms masuk. Kubuka, "Oh dari my little bro to..." gumamku dalam hati. "Kang, kwe hari ni ultah to... Happy birthday ya... tak tunggu makan2nya neh... ayam bakar gpp wis hehehe..." tulisnya. Weleh, pas lagi tongpes ada yang minta ditraktir! Piye ki nek dia nongol tenan. Untungnya dia gak mudik, lagi sibuk ndisain di tempat kerjanya di Demak. Yo wis karepmu, nek bali Pekalongan pasti tak jak mbakar kewan, kari milih ayam, iwak ato weduz.
Sorenya ba'dal ashar istriku sms serupa, "Mas, biarpun telat, kuucapin met ultah ya... smoga mas bisa jadi seperti dalam mimpiku semalem, amat romantis dan tambah sayang..." Amin, doain ane ya...
***
Bro & Sis, tadi malem, tepatnya pukul 23.30 WIB, usiaku genap 38 tahun. Ini berarti jatah hidupku di dunia ini berkurang dari sekian tahun yang diberikanNya. Namun ane merasa masih sangat jauh dari ikhtiar-ikhtiar mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang lebih panjang dan kekal di sana. Sejatinya diri ini masih "guyon", belum seurieus mengisi hari-hari di alam fana ini.
Ane merasa masih amat pelit beramal, bersedekah dan berbuat kebaikan kepada keluarga dan sesama. Ane masih sering marah-marah sama anak-anak. Ane masih sering melukai hati istri, bahkan untuk hal-hal sepele. Ane masih jauh dari gambaran sosok ayah, suami, saudara seiman, seperti apa yang ane pelajari dari tarbiyah selama ini...
Duh Robbi... ampuni dosa-dosa hamba yang maha hina ini...

10 Desember 2008

Hari Tasyrik ke-3, Dzhulhijjah 1429 H

Bro & Sis, Idul Qurban kali ini ane merasakan seperti gak semanget ya? Udah nggak nyembelih wedus, pun nggak ngrewangi panitia yang kemarin lagi sibuk-sibuknya 'membantai' 9 kambing dan 1 sapi. Duh Robbi... gerangan apa yang salah nih?
Semoga antum tidak demikian yah.... Dan berbahagialah antum yang tahun ini bisa menunaikan ibadah haji dan ibadah qurban. Semoga amal antum sampai di Tangan Allah SWT.

07 Desember 2008

Ternyata Comberan itu Harum juga... [hehehe...]

Gak percaya? Coba suatu saat comberan antum mampet, maka kudu dibersihkan to? Nah, mungkin ketika pertama melihat comberan yang membludak dan menyebarkan aroma busuknya, antum ogah-ogahan untuk mulai membersihkannya.
Seperti aktivitas ane pagi tadi. Sudah sepekan ini arus pembuangan air ke selokan kurang lancar. Akibatnya di hook [apa ya istilah yang benar untuk lubang endapan dari pertemuan 2 saluran?], air beraroma "sedap" itu membludak. Awalnya ane aras-arasen untuk memulai bersih-bersih. Betapa tidak, ane itu kan orangnya waterphobia [ehm, maksudnya takut pada tempat berair yang dasarnya tidak kelihatan]. Nah, membludaknya comberan di hook itu menjadikan kedalamannya tak bisa ane perkirakan. Sudah hitam warna airnya, baunya sedap lagi, hehe...
Tapi apa boleh buat, sepekan terakhir tiap pagi hendak ternak teri [nganter anak nganter isteri, maksudnya], my wife tak bosan-bosannya mengingatkan [makasih ya mi, atas cerewetnya]. Atas dasar kasihan pada isteri [karena kudu ngingetin tiap hari] dan ingat nasihat dinkes untuk membrantas DB, maka dengan berbulat tekad, kuberanikan diri "mencebur" di tempat menjijikkan ini...
Tadinya bingung, karena ane gak punya alat bersih-bersih khusus. Akhirnya setelah cari sana-sini, kudapatkan remukan gayung dan protolan raket punya anakku. Berbekal 2 alat itu, kumulai beraksi. Ratusan nyamuk [marga aides aigypti mungkin] kocar-kacir menyelamatkan diri begitu kuaduk-aduk sarangnya. Aroma khas comberan menyeruak bulu hidungku. Awalnya neg juga, apalagi ni lagi puasa arofah, khawatir batal kan. Alhamdulillah bisa bertahan.
Kurang lebih dua jam-an ane berkutat di tempat basah ini, eh lama-lama bau "sedap" itu hilang juga. Atau ini merupakan karunia Allah SWT kepada setiap manusia, bahwa sebetulnya manusia itu memiliki daya adaptasi yang luar biasa cepat ya? Subhanallaah...
Jadi, jika dinikmati, lama-lama comberan itu harum juga. Hm...

03 Desember 2008

Belajar dari Kampanye Obama (Bagian 3)

Waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Suasana stadion mulai penuh. Sekitar 15 ribu massa mulai mengambil tempat duduk di tribun. Sedangkan ratusan supporter fanatik terlihat memenuhi pelataran lapangan depan panggung. Sementara ribuan lainnya masih mengantri di luar.

Tak ada kegiatan yang mencolok di stadion. Tak ada live music sebagaimana panggung kampanye politik di Indonesia. Ataupun acara bagi-bagi kaos dan doorprize. Hanya musik-musik pop yang diperdengarkan dari sound system stadion. Dan sesekali tampak Matteo Highem mengomando yel-yel, menghangatkan suasana. Sementara sebagian besar lainnya asyik mengobrol, menikmati musik background, atau sekedar mengambil foto-foto lewat kamera digital atau ponsel yang dibawanya.

Yang tampak sibuk tim kampanye Obama di lapangan. Para petugas event tampak telah siap di posisi masing-masing. Petugas keamanan berjas lengkap tampak berjaga di sudut-sudut lapangan. Rapi dan berdasi layaknya eksekutif muda. Petugas media relations, fotographer, videographer, stage manager, juga tampak standby di posisi sekitar panggung. Yang unik, seorang petugas disiapkan di sisi kiri panggung khusus untuk menerjemahkan pidato kampanye dalam bahasa isyarat untuk audiens yang tunarungu.

Layar besar stadion kemudian menarik perhatian massa. Video perjalanan karir politik Obama pun ditayangkan. Juga video-video klip Obama dalam balutan musik yang menghentak. Suasana pun mulai terbangun. Tepat pukul 7.15 musik berganti dengan genderang drum bertalu-talu. Bendera-bendera universitas raksasa berwarna kuning, bergambar koboi kemudian muncul dan dibawa berlari mengelilingi pelataran stadion. Di belakangnya maskot University of Wyoming, sang koboi Joe berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musik country. Suasana benar-benar meriah. Massa spontan berdiri dan bertepuk tangan panjang.

Tak berapa lama, salah seorang tim kampanye naik panggung. Berputar-putar layaknya peragawan, menyapa audiens. Namun tak berapa lama dia di atas. Kurang lebih sepuluh menit saja. Benar-benar singkat, tanpa banyak basa basi, tanpa banyak sambutan sana sini. Dan langsung saja, dia perkenalkan, sang kandidat yang ditunggu-tunggu telah tiba di pintu masuk samping kiri panggung.

Spontan perhatian massa tertuju ke pintu yang dituju. Dengan langkah tegap, Obama melangkah masuk. Senyum lebar dia tebar ke seantero penjuru stadion. Sang senator tak langsung menuju panggung. Dia sapa massa di sekitarnya, bersalaman dengan mereka, berbincang singkat, dan melambaikan tangan. Kontan massa berebut hanya sekedar untuk mengambil foto atau bersentuhan tangannya. Massa benar-benar histeris, mirip para fans berat yang bertemu selebritis pujaaannya. Obama benar-benar menghipnotis mereka dengan pesonanya. Namun suasana tetap tertib, dan sepuluh menit kemudian politisi muda ini pun naik panggung. Dia tak langsung bicara. Hanya senyumnya yang mengembang, dan lambaian tangannya yang terus terangkat ke udara. Dia terus bergerak memutari panggung, kembali menyapa massa, menebarkan pesonanya.

Tampaknya Obama mengerti betul psikologi massa. Dia tak banyak bicara, tapi bahasa tubuh dan paralinguistiknya, sangat kuat untuk mempengaruhi massa. Entah dia pernah membaca atau tidak riset Albert Mehrabian yang menyatakan 93 % komunikasi lebih banyak dipengaruhi oleh bahasa non verbalnya, yang jelas malam ini dia betul-betul menguasainya. Jas hitam yang dipakainya semakin menegaskan dirinya sebagai orang kuat bagi rakyat Amerika. Tatapan matanya yang tajam, seperti mencerminkan dia pemimpin yang visioner. Senyumnya yang kelihatan lebih tulus, semakin meyakinkan para pendukungnya dia adalah politisi yang jujur dengan janji-janjinya. Jujur dan komitmen untuk membawa perubahan dalam politik Amerika ke depan yang sudah didominasi ambisi pribadi keluarga Bush.

Malam ini, Obama tak bicara banyak. Dia hanya mengulang ulang visinya untuk perubahan dan janjinya untuk memperbaiki ekonomi Amerika dengan platform baru di bidang kesehatan. Serta komitmennya untuk menarik pasukan dari Irak jika terpilih menjadi presiden di Negara superpower ini. "Saya akan tarik langsung pasukan AS di Irak begitu saya terpilih menjadi presiden," janji Obama di hadapan sekitar 20 ribu orang yang memadati stadium indoor terbesar di negara bagian kaya batubara dan minyak ini. Spontan teriakan "Yes We Can, Yes We can" terdengar membahana di stadium menimpali janji tersebut.

Obama juga kembali mengkritik calon presiden Partai Republik John Mc Cain yang bersikeras meneruskan tradisi perang di Irak. Menurut Obama, perang di Irak tidaklah seharusnya terjadi. Kehadiran Al-Qaeda di sana justru dipicu setelah kedatangan AS untuk menggulingkan rezim Saddam Hussein. "Perang di Irak telah menghabiskan ratusan milyar dolar uang rakyat. Dana besar yang seharusnya bisa kita alihkan untuk memperbaiki pembangunan ekonomi AS dan kesehatan masyarakat," tandasnya. Sesekali Obama juga melontarkan joke-joke segar dalam pidatonya. Utamanya yang terkait dengan situasi politik saat ini. Sehingga suasana menjadi lebih segar. Relatif memang tak ada yang baru dalam isi kampanyenya. Namun cara membawakannya yang sistematis, ringkas, to the point, dengan nada dinamis, yang kadang merendah ketika bericara kondisi lesu sekarang, dan meninggi ketika memberikan janji perubahan, membuat setiap kampanyenya selalu terlihat berbeda.

Penampilanya yang begitu percaya diri didukung oleh setting event yang tepat dalam mengantarkan pesan, membuat penampilan Obama begitu mempesona di layar kaca maupun di foto halaman depan surat kabar. Sehingga image Obama semakin kuat di media. Sampai-sampai saat ini media-media di Amerika dituduh bias dalam pemberitaan kandidat persaingan kandidat presiden Partai Demokrat. Mereka cenderung dianggap lebih menguntungkan Obama daripada Hillary.

Tim kampanye Obama mungkin mengerti betul apa yang disampaikan oleh pakar komunikasi Marshall Mc Luhan bahwa "medium is the message". Sehingga benar-benar mengemas medium dalam hal ini, event kampanye dan faktor Obama sebagai message tersendiri. Mereka totalitas dalam mengemas even kampanye terbuka sebagai alat promosi yang efektif. Campaign Manager, creative director, ghost writer, spin doctor, dan event management crew dalam tim kampanye Obama mampu bersinergi satu sama lain menghasilkan replikasi pesan yang kuat bagi bagi publik Amerika, bahwa Obama orang yang tepat untuk perubahan. Sementara di sisi lain, Obama pun tangkas untuk memainkan "management of impression"nya, sehingga menghasilkan personal branding tersendiri yang membedakan dengan karakter pesaingnya. Dalam dunia political marketing, faktor pembeda ini menjadi sangat krusial untuk mengeluarkan kandidat yang dipasarkan dari kerumunan. Sehingga massa bisa mudah mengenalinya dibandingkan dengan pesaing yang lain.

Hanya sekitar 25 menit saja Obama di atas berpidato. Selebihnya dia turun gelanggang, kembali menyapa para pendukungnya. Kali ini pria yang sering disepadankan dengan tokoh legendaris Martin Luther King ini lebih berlama-lama menebarkan pesona, melempar senyum ke sana kemari, dan menjulurkan tangan menggapai para pendukungnya . Bahkan ayah dari dua anak perempuan Malia dan Natasha ini, sempat memangku seorang bayi kecil yang dibawa ibunya. Si ibu yang tak menyangka mendapatkan kehormatan demikian begitu sumringah, begitupula ribuan ibu lainnya yang menyaksikan momentum ini. Ehm.. mungkin dia berupaya menarik pemilih perempuan khsususnya ibu-ibu yang merupakan pangsa besar Hillary.

Obama pun terus berputar di sekeliling tribun bawah diiringi teriakan yang mengelu-elukan namanya. Massa terus berdesakan untuk bisa bersalaman dengannya. Seorang gadis kulit putih tiba-tiba saja menyeruak dari kerumunan ke arah saya yang telah berdiri di dekat panggung. "Jangan pegang tanganku, jangan pegang tanganku. Aku telah salaman dengan Obama," teriaknya dengan gembira sambil berusaha melindungi tangan kanannya dari massa yang masih menyemut. Massa akhirnya baru berangsur pulang setelah Obama benar-benar hilang dari pandangan mata ditelan pintu keluar stadion.

[tammat]

Belajar dari Kampanye Obama (Bagian 2)

Akhirnya setelah mereka benar-benar yakin, petugas mempersilahkan saya masuk stadion melalui pintu-pintu yang tersedia. Saya ambil duduk di tribun atas stadion yang persis menghadap panggung. Sengaja demikian, agar saya bisa leluasa melihat sekeliling dan mempelajari setting kampanye. Namun di pertengahan acara nanti, saya bakal turun ke dekat panggung, agar bisa mengamati suasana lebih jelas.
Panggung kampanye sendiri terlihat sederhana. Berupa panggung terbuka berukuran kira-kira 3 X 7 meter luasnya. Tingginya hanya sekitar 1 meter saja dengan tangga naik di kanan kirinya. Tak ada sekat sama sekali baik di sisi samping maupun belakang. Tampaknya setting panggung ini dirancang agar sang kandidat bisa bergerak bebas 360 derajat, berputar-putar menghadap audiens. Hanya tampak backdrop besar yang sengaja di pasang di tribun audiens yang membelakangi panggung. Backdrop yang dengan dominasi warna biru bertuliskan "Change, We Can Believe In" yang
menjadi tagline kampanye Obama letaknya kira 6 meter dari panggung.
Diantara panggung dan backdrop ada ratusan audiens khusus yang sengaja ditempatkan di sana. Mereka membawa banner lebih kecil bertuliskan serupa. Tampaknya mereka semacam "cheerleader" kampanye yang mempunyai tugas khusus untuk memancing massa meneriakkan yel-yel khas Obama "Yes We Can" ketika Obama mengucapkan kata-kata dramatis dalam pidatonya, Mereka pula lah yang terus menyemarakkan stadion dengan mengacung-acungkan banner-banner yang dibawanya.
Apakah relawan khusus ini adalah gadis-gadis cantik seperti banyak kita temui dalam kampanye-kampanye terbuka di Indonesia yang sering mendatangkan artis-artis dangdut nan seksi? Sama sekali tidak. Relawan khusus ini tampaknya disetting untuk menunjukkan keragaman pendukung Obama. Disana tampak ras kulit putih, hitam, Hispanic, bahkan keturunan Asia. Laki-laki dan perempuan sama banyaknya. Tua dan muda bercampur menjadi satu. Bahkan Matteo Highem, bocah berumur 9 tahun, yang malah ditunjuk sebagaii dirigen korps "cheerleader" ini. Dia lah yang mengomando teriakan yel-yel dan gerakan-gerakan atraktif lainnya.
Tingkahnya yang lucu dan antusias betul-betul menyedot perhatian dan menghibur massa yang hadir. Mungkin kalau di Indonesia kubu Obama sudah kena pasal eksploitasi anak karena melibatkan anak-anak dalam kampanye. Namun entah mengapa di AS yang anak-anak disini sangat dilindungi hak haknya, mereka malah banyak terlibat dalam ajang kampanye politik.
Adapun di depan panggung persis, pelataran seukuran lapangan bola basket dibiarkan untuk para supporter. Tampaknya tempat ini disetting sebagai kerumunan massa yang ingin lebih dekat dengan Obama. Atau kalau beruntung, mungkin bisa bersalaman dengan kandidat yang pernah berayahtirikan orang Indonesia ini. Sehingga massa bisa mengelu-elukan dengan lebih erat dan personal. Dan mungkin ini pula lah yang diharapkan tim kampanye Obama, sehingga image kandidat presiden mereka sebagai orang yang cool, ramah, rendah hati, dan didambakan banyak orang akan lebih tampak. Entahlah!
Sedangkan di depan pelataran massa ini, kembali tampak panggung terbuka memanjang setinggi panggung utama. Disini tripod-tripod kamera berderet-deret dipancangkan. Jaringan televisi nasional maupun internasional sudah standby di sana. Bahkan mereka sudah menyiapkan siaran langsung seperti yang dilakukan jaringan televisi Fox. Tak ketinggalan pula kantor-kantor berita International seperti AP, Reuters, AFP atau media cetak nasonal sekelas New Yorks Times atau USA today menurunkan fotographer-fotographer kawakannya. Mereka kebanyakan mengambil tempat di panggung khusus wartawan lainnya yang terletak di sisi kiri panggung utama. Dari perspektif panggung wartawan inilah saya jadi tahu, mengapa misalnya ada backdrop besar mencolok mata dan relawan khusus di belakang panggung utama? Mengapa Matteo Highem begitu atraktif mengomando rekan-rekannya untuk mengacungkan banner-banner "Change" yang dibawanya? Atau mengapa diberikan ruang luas untuk kerumunan massa di depan panggung? Tak lain dan tak bukan semuanya untuk kebutuhan publikasi dan image. Agar kamera-kamera tertuju kuat kepada mereka. Mengambil gambar-gambar dramatis, memunculkan pesan-pesan yang tertulis di banner, dan menunjukkan antusiasme besar massa.
Para fotographer dan cameramen secara professional "digiring" untuk mengambil gambar-gambar yang diinginkan tim kampanye agar memuncul kesan-kesan tertentu dalam layar televisi maupun foto di Koran-koran. Mereka di-framing dalam permainan strategi kampanye tim Obama. Mungkin agar Obama tampak sebagai kandidat yang tepat dalam membawa perubahan di Amerika. Walaupun tentunya, hasil editing newsroom tiap-tiap media lah yang menentukan bagaimana hasil akhirnya.

[ bersambung lagi .... ]

Belajar dari Kampanye Obama: Event Management Tak Perlu Wah, Yang Penting Pesan Sampai (Bagian 1)

Bro & Sis, memenuhi janji tempo hari, ini ane posting "Sepenggal Episode Kampanye Barack Obama". O ya, postingan ini merupakan e-mail dari temen ane, Agung SB yang kuliah di University of Wyoming, Amrik, dan kebetulan sempat menyaksikan langsung. Jadi bukan pengalaman ane pribadi. Selamat menyimak, semoga bermanfaat...
---------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu sudah menunjukkan pukul 2.50 PM Mountain Time. Namun Profesor Cindy Price, dosen pembimbing kami dalam tour kelas mata kuliah "Management of Promotion" belum juga memberi tanda-tanda akan mengakhiri kunjungan di Barnhart Communication, sebuah advertising agency terkemuka di Denver, ibukota Negara bagian Colorado, AS. Sebelumnya dia berjanji, kita semua akan meninggalkan agency yang menangani promosi wisata Negara bagian Wyoming itu, tempat saya tinggal sekarang, tepat pukul 3.00. Karena semua ingin segera bergegas pulang, menyaksikan langsung sang penyebar virus "harapan" senator Barrack Obama beraksi dalam seri kampanye konvensi kandidat Presiden dari Partai Demokrat di stadion universitas kami, University of Wyoming, Jum'at (8/3) pukul 7.15 malam ini.

Sebagaimana mayoritas masyarakat AS lainnya, semua ingin menjadi saksi sejarah bagaimana politisi asal Illinois yang pernah melewatkan masa kecilnya di kawasan Menteng, Jakarta itu menyapa publik Laramie, Wyoming, sebuah kota kecil berpenduduk 26 ribu jiwa di kawasan pegunungan Rocky Mountain yang super dingin. Momentum ini begitu dinanti oleh warga. Apalagi sudah lebih dari 34 tahun, Laramie tak pernah kedatangan politikus kelas nasional. Terakhir kali mantan presiden John F Kennedy-lah yang berkampanye di sini tanggal 25 September 1963 silam, atau sekitar 2 bulan sebelum kematiannya yang tragis.

Kampanye kali ini menjadi semakin menarik, mengingat Wyoming, bukan lah basis pendukung Demokrat. Sebagai wilayah koboi di daerah pedalaman Amerika, Negara bagian dengan berpenduduk terkecil ini (hanya 515 ribu penduduk dengan luas wilayah kira-kira sebesar provinsi papua) mempunyai garis politik yang konservatif, bukan liberal yang merupakan haluan Partai Demokrat. Inilah kandangnya Partai Republik.
Namun fenomena Obama mengubah itu semua. Beberapa pekan sebelumnya, supporter kandidat presiden kulit hitam pertama ini, membuka kantor di pusat kota Laramie, suatu hal yang tak pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Maka ramai-ramailah orang mendaftar sebagai relawan. Laramie, kota yang tenang dan damai menjadi hiruk pikuk, demam politik.

Dan tak dinyana pula, dua hari lalu tersiar kabar Obama akan datang langsung. Begitu pula dengan kubu pesaingnya Hillarry yang mengirimkan sang suami mantan presiden Bill Clinton yang menggelar kampanye sehari sebelumnya di hall pertemuan yang lebih kecil. Inilah buah dari persaingan ketat kedua kubu Partai Demokrat yang sama-sama tak mau kehilangan satu delegates (utusan partai) pun dalan konvensi nanti. Dan warga jelas bergembira, kota mereka diperhitungkan.

"Hei Agung, ayo lekas naik ke Van segera. Kamu tak mau ketinggalan kan?" teriak Prof Price, begitu saya memanggilnya, membuyarkan lamunan.
"Apakah kamu menikmati tour ini?" lanjutnya. Berkali-kali dia bertanya senada untuk memastikan saya enjoy dalam kelas dan tour ini. Mungkin karena saya satu-satunya mahasiswa internasional yang berasal dari jurusan Ilmu politik yang kebetulan tertarik untuk mengambil mata kuliah yang senyatanya berada di jurusan ilmu komunikasi ini. Sehingga mungkin professor muda ini merasa berkewajiban agar saya kerasan ada di kelasnya.

"Tentu Prof Price, ini pengalaman yang luar biasa. Disini saya jadi banyak belajar bagaimana para profesional di bisnis kampanye ini bekerja. Di perusahaan Public Relations yang kita kunjungi tadi pagi, juga saya jadi tahu banyak bagaimana mereka mengelola isu media untuk para klien. Suatu hal yang menarik bagi riset saya," timpal saya yang memang mengambil tema thesis tentang model kampanye Amerika khususnya di bidang politik dibandingkan dengan model kampanye parpol di Indonesia.

Yah, dua hari ini memang saya belajar banyak bagaimana para professional PR, creative director, ghost writer, spin doctor, event management dan awak bisnis kampanye lainnya bekerja. Mereka sungguh bekerja dalam framework yang jelas dan terukur. Dan mempunyai iklim kebebasan yang kuat untuk berekspresi. Tak heran, kalau produk-produk kampanye PR dan advertising kelas wahid datang dari Negara adidaya ini. Amerika menjadi kiblat model kampanye dunia.

Sungguh tak sabar saya segera menjejakkan kaki di Laramie. Walaupun van yang kami tumpangi sudah dipacu dengan kecepatan rata-rata 125 km jam di atas jalan interstate (semacam jalan tol penghubung antar Negara bagian) yang diselimuti salju tipis, perjalanan terasa lambat. Baru dua setengah jam kemudian saya sampai di kampus.

Tak disangka, antrian di depan stadion indoor kampus tempat kampanye sudah mengular hampir 4 kilometer. Padahal jam baru menunjukkan pukul 5.45 sore, berarti masih sekitar satu setengah jam lagi acara pembukaan dimulai. Bahkan, kata seorang rekan, massa sudah mengantri sejak pukul 3 sore tadi, walaupun pintu stadion sendiri baru dibuka pukul 5.00. Massa memang benar-benar antusias. Walaupun cuaca cukup dingin, sekitar minus 10 derajat Celsius, tak menyurutkan massa yang mayoritas kulit putih, untuk hadir di arena stadium yang berkapasitas sekitar 30 ribu jiwa itu. Untunglah malam ini salju tak turun, sehingga penderitaan kami tak bertambah. Sekalipun dinginnya angin tetap terasa menusuk tulang, setidaknya kami tak kena siraman salju. Dan massa pun tetap antri dengan tertib dibantu oleh para relawan yang berjejer di sepanjang jalan masuk stadion.

Menariknya, relawan di sini tak mengenal batas umur. Bahkan anak-anak seumuran kelas IV SD sudah ikut terlibat aktif bersama orang tuanya. Para senior citizen yang kalau di Indonesia mungkin sudah masuk panti jompo, kira-kira umur di atas 65 tahun, juga sama antusiasnya. Mereka menyapa massa, mendatanya, mengatur barisan antrian dan mengingatkan massa agar mempersiapkan diri menghadapi pemeriksaan ketat ketika ketika nanti masuk pintu stadion.
Pengamanan event kampanye ini memang sangat ketat. Selain polisi-polisi lokal, puluhan polisi federal atau FBI pun diterjunkan. Anjing-anjing pelacak disebar di seputar stadion dan pintu masuk untuk mengendus hal-hal yang mencurigakan. Bahkan detector metal standar bandara-bandara Amerika di pasang. Tak tanggung-tanggung, petugas pemeriksa pun berasal dari TSA (Transportation Security Administration), badan pemeriksa transportasi yang biasanya ditempatkan di pintu-pintu masuk bandara dan pelabuhan Amerika. Mereka melakukan prosedur pemeriksaan persis ketika kita di masuk bandara. Tas, kamera, handphone, dipindai secara cermat. Pengunjung diminta lewat sensor logam. Petugas TSA akan memicingkan mata dan memeriksa ulang secara personal ketika alarm detector berbunyi.

Saya pun sempat kena penggeledahan khusus. Entah mengapa, ketika lewat sensor logam setelah satu jam lamanya saya mengantri, tiba-tiba saja terdengar bunyi alarm. Karuan saja saya langsung dibawa oleh petugas TSA ke bagian khusus untuk digeledah. Persis seperti ketika kunjungan tahun lalu ketika saya singgah di berbagai bandara AS (San Fransisco, Minneapolis, Washington DC, New York, Seattle, Springfield, Chicago, dan Florida) pasti selalu kena tanda "SSS" di tiket pesawat dan harus melalui penggeledahan detil. Padahal saat itu berangkat sebagai undangan resmi Department of State. Saya pun mempunyai "surat sakti" dari otoritas mereka untuk itu. Namun semua embel-embel dan surat itu hanya macan ompong di hadapan TSA. Atas nama keamanan, seluruh orang atau bangsa yang dianggap mencurigakan wajib digeledah ulang.

Petugas perempuan TSA yang sudah berumur itu pun meminta saya melepas sepatu, jaket, dan mengeluarkan semua barang-barang yang ada di kantong. Tak ada barang mencurigakan. Hanya notes, pulpen, kamera dan obat-obatan. Tak puas dengan itu, saya diminta membentangkan tangan, memastikan tak ada bagian yang terlewat untuk diperiksa.
Anjing pelacak di depan mulai bereaksi. Wuih, saya sempat bergidik dan gugup lantaran anjing itu agaknya diperintahkan untuk mengendus seluruh badan saya. Benar saja, dalam sekejap mata, anjing besar itu langsung menerima instruksi dari petugas lainnya untuk mengendus dada.
Wah! Saya terkejut luar biasa. Benar-benar gugup. Sampai-sampai tak menghiraukan instruksi petugas untuk memeriksa bagian lainnya.
"Are you speaking English, Sir?" tanyanya dengan sedikit ketus ketika tahu saya tak bereaksi atas instruksinya.
"Yes, I do."
"So, please do what I said!"

[ Bersambung.... ]

01 Desember 2008

Akses Internet Unlimited 100.000/bulan, Siapa Mau?

Terus terang mau nih. Jadi mulai 1 Desember 2008 ini, dengan mengucap bismillah, ane menjajal paket BROOM yang dikeluarkan oleh IM2 ini. Yah, walaupun kudu merogoh kocek 1,2 juta untuk beli modem GSM, 150rebu untuk perdananya dan tambahan 200rebu beli slot PCI to PCMCIA (karena mau dicolokin PC, bukan laptop). Dan rada kecewa juga karena 3G-nya nggak bisa dimanfaatkan di Pekalongan, hiks....
Secara teknis, modem yang ane beli bisa sampe 7,2 Mbps di jaringan HSUPA. Tapi karena Indosat di sini belum support 3G, maka yah... kudu ikhlas dapet 64 Kbps tok... Woalaah....

08 November 2008

Obamania!

Tiba-tiba saja dunia seperti terkena sihir Obama. Heran, mengapa orang satu ini begitu menyedot perhatian ya? Bahkan sejak pengumuman pencalonan dirinya sebagai capres AS beberapa bulan lalu. Namun, 'ala kulli hal, kita bisa belajar dari "anak Menteng" ini tentang makna sebuah efisiensi dalam profesionalisme manajemen yang elegan.
Lihatlah bagaimana dia mengelola kampanye-kampanyenya. Mulai dari pendistribusian tanggung jawab dengan mengangkat beberapa orang kepercayaannya (yang profesional tentunya) untuk menangani pekerjaan tertentu sampai pengelolaan isu yang menerpanya. Berikut crew (tim sukses) kampanye Obama:

-- Creative director: bertanggung jawab atas rencana kreatifitas di panggung, termasuk menyiapkan tim kreatif atau relawan yang mengeksekusinya di lapangan.
-- Stage manager: bertanggung jawab atas semua acara di panggung.
-- Ghost writer: bertanggung jawab rancangan pidato kandidat, termasuk di dalamnya merancang statement-statement, fakta-fakta manarik, yang layak kutip oleh media.
-- Spin doctor: bertanggung jawab atas pengendalian isu media, mana angle berita yang menarik, gambar yang menarik, mengamati isu dari pesaing, dan menjalin hubungan erat dengan newsroom dalam pemunculan berita.
-- Media relations officers: petugas yang berhubungan langsung dengan wartawan di lapangan.

Nah, barangkali bro & sis nyaleg pada saat ini, atau paling tidak tim suksesnya, bisa mengambil 'ibroh dari yang mas Obama lakukan dalam manajemen kampanyenya. Insya Allah, lain waktu ane posting sepenggal episode kampanye beliau. Ila liqo...

Obat Stress Tanpa Efek Samping: Ngeblog!

Tidak percaya? Coba saja... Ini bukan ngarang lho ya. Melainkan ane kutip dari sebuah artikel di Majalah Kartini (kalo tidak salah, pinjeman sih) edisi bulan ini. Memang di sana tidak dikatakan dengan ngeblog, stress jadi hilang, tetapi yang diulas adalah terapi menulis.
Dikisahkan seorang workaholic yang terkena beberapa penyakit akibat sering telat makan, terpaksa keluar-masuk rumah sakit untuk diopname. Karena tak kunjung sembuh beliau mencoba berbagai macam terapi, di samping pengobatan medis dan pengobatan alternatif. Nah, pada suatu hari seorang kawannya mengajaknya ikut training motivasi. Dalam kesempatan itu beliau menyaksikan video testimoni seorang budayawan yang sembuh lewat terapi menulis.
Awalnya beliau bingung harus menulis apa, mulai dari mana, dan sebagainya. Tetapi berkat bimbingan trainernya, akhirnya beliau menulis tentang rumah dan bangunan, dua hal yang memang menjadi ekpertasinya. Maklum, 16 tahun beliau bekerja di kontraktor.
Menurut dokter yang merawatnya, sebenarnya bukan aktivitas menulisnya itu yang dapat mengurangi stress. Melainkan ini adalah stress yang dialihkan. Yah, pengalihan fokus otak terhadap stressnya ke aktivitas lain yang menyibukkan, menulis adalah salah satunya. Selain menulis, aktivitas lain yang cenderung fun untuk dilaksanakan juga bisa mengurangi stress.
Jadi, menurut ane, ngeblog pun merupakan terapi mengurangi stress. Jadi Bro & Sis, kalau antum stress, ngeblog aja. Tulis apa saja yang terloncat dari benak antum, tidak perlu mikir, mengalir saja... Atau, kalau masih bingung, ikuti (baca) terus blog ane ini. Obat stress juga kan... Hehehe...

06 November 2008

Cara Hemat Berinternet

Bro & Sis
Tidak di era mudah apalagi sulit secara ekonomi makro dewasa ini, berhemat adalah tindakan mulia. Pun termasuk dalam hal memanfaatkan teknologi internet, sebaiknya tetap memakai kaidah hemat ini. Bagaimana caranya?
Bagi Antum yang di kota atau daerah sekitar tempat tinggalnya telah 'ditanami' titik-titik panas (baca: hotspot) oleh Telkom dengan produk Speedy-nya, maka manfaatkanlah semaksimal mungkin. Dalam hal ini sejauh masih digratiskan lho. Karena denger-denger, di Semarang dan kota-kota lain mengakses internet melalui hotspot harus memiliki akun (dikenal dengan Speedy Prabayar, wujudnya kartu VSAT). Memang tips ini masih mensyaratkan antum kudu memiliki laptop yang ada fitur WiFi-nya (pake PC sih boleh, tinggal beli WiFi-card yang harganya sekitar 200ribuan. ini kalau antum mau sedikit repot dan sensasional, hehe...).
Seperti halnya di kotaku, Telkom berencana nandur 30 titik panas ini, dan masih digratiskan sampai akhir 2008. Katanya mulai 2009 akan diberlakukan sistem Speedy Prabayar. Sayangnya ane tidak bisa memanfaatkan hotspot gratis ini. Yah, karena belum punya laptop dan nggak mau cari sensasi bawa-bawa PC ke mall, kafe atau lapangan pemkot berhotspot!
Tapi untungnya, sebulan lalu dan dua bulan ke depan, Speedy lagi gencar promosi nih. Mereka buka stand di Mega Center (mall paling nyaman di Pekalongan) dan pasti memajang satu atau dua unit komputer untuk fasilitas icip-icip bagi pengunjung. Nah, yang seperti ini nih yang harus ditangkap peluangnya. Makanya hari-hari ini ane rajin ke mall (hehe... kayak ABG aja...) yang ada pameran Speedy-nya. Eman-eman kan, kalau nggak dimanfaatkan. Lumayan Bro, bisa ngecek email, update blog dan browsing hal-hal manfaat lain dengan tidak perlu melototin billing di taskbar...

Tentang "Bertebaran di Muka Bumi"

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung" [QS 62: 10]

Menurut ane, makna 'bertebaran di muka bumi' di sini adalah 'bergerak atau pindah dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi ini dengan berjalan kaki (atau kendaraan yang berkaki --dalam arti sesungguhnya: kuda, unta, keledai)'. Mengapa berjalan kaki, kok tidak naik sepeda, motor atau mobil?

Pertama, karena dengan kaki, maka terjadi kontak antara tubuh kita dengan bumi, maka idealnya tidak beralas kaki, atau kalaupun toh beralas kaki, gunakan alas yang bersifat 'konduktor'.
Manfaatnya, dapat menetralisir muatan elektromagnetis pada tubuh kita akibat interaksi keseharian kita dengan benda-benda bermedan magnet. Tengoklah benda-benda tersebut di sekeliling kita: TV, hape, radio, mp3 player, listrik di rumah kita, dan sejenisnya. Alih-alih membawa manfaat (kemudahan) dalam hidup kita, benda-benda tersebut juga membawa dampak buruk karena pengaruh medan magnet yang ditimbulkannya. Dampak tersebut bisa berupa pusing, mual, sakit kepala sebelah dari tingkat ringan sampai ke level gawat, stroke.

Kedua, dengan berjalan kaki, kita lebih mengenal lingkungan tempat kita tinggal (ma'rifatul maidan).
Seperti pengalaman hari ini. Biasanya, ane kemana pun selalu bermotor ria. Nah, karena siang ini motor digunakan istri, maka ane menikmati berjalan kaki (sayangnya masih beralas kaki dengan sol karet yang tentu saja bersifat isolator). Namun hikmah kedua ini ane rasakan betul. Ternyata ane menemukan tempat-tempat 'baru', padahal setiap hari ane lewati. O, di sebelah toko ini ada kantor pos kecil, ada banyak warung becak dan masih banyak tempat yang biasanya tidak terlihat, kini jadi 'bermunculan'.

Ketiga, ramah lingkungan, 'ramah kantong' dan menyehatkan. Iya kan? Kita tidak perlu mengeluarkan biaya BBM serupiah pun. Yah... kalau toh perlu beli es teh di warung untuk melepas dahaga akibat banyak keluar keringat, tidak semahal seliter bensin. Dan dengan kita berkeringat, maka itu menyehatkan tubuh kita. Apalagi yang jarang berolah raga seperti ane. (Hehe...). Manfaat berikutnya, dengan berjalan kaki bisa mengurangi resiko osteoporosis. Setidaknya ini menurut Anlene, yang menganjurkan minimal 10.000 langkah perhari untuk mencegah penyakit yang mengerikan ini.

03 November 2008

Indosat, kembalikan pulsaku, plis...


Pengalaman menyebalkan dengan Indosat nih. Ceritanya daripada hape lamaku nganggur ane belikan perdana mentari aja. Karena seandainya dijual pun paling terima duit 50ribu tok (ada yang nawar cepek, tapi hape ini pernah diservice makan 50ribu). Mengapa produk Indosat yang ane pilih? Dari 500an nomor di phonebook, 60% pemakai Indosat, sementara punyaku telkomsel. Kebetulan lagi pas jalan-jalan di sebuah konter, ada nomor cukup cantik -bagiku lho- yakni 085866121970 (6 digit terakhir bulan ultahku). Dan harganya pun biasa, bukan harga cantik, langsung aja ane gebet.
Singkatnya ane pengin melanggan i-Ring "Bangkitlah Negeriku"nya ShouHar. Setelah ane ketik kodenya, tak berapa lama dapat sms balasan yang menginformasikan bahwa "lagu yang Anda pesan sudah tidak aktif. Lagu anda sekarang ...." (Wah, enak aja ngganti lagu yang bukan pesananan ane. Iya kalau gantinya ane banget, lha ini ABG banget. Bisa gawat kan, ntar kalo para kolegaku ngebel apa nggak dikira royal?).
Ane komplain sama Indosat Pekalongan, kebetulan dihandel langsung sama manajer areanya. Beliau bilang bisa diganti kok. Oke, ini melegakan. Esoknya ane dikasih tahu bahwa i-Ring ane diganti "Sang Murobbi"nya Izis.
Eh, tapi kok kena charge lagi? Pulsaku terpotong 7700 lagi! Jadi dalam sehari kena 2 kali langganan -yang seharusnya sekali registrasi kan berlaku sebulan? Wah, ini bukan diganti namanya, melainkan langganan baru lagi. Kapok dah langganan i-Ring Indosat...

27 Oktober 2008

Gadget Impian

Bukannya tidak bersyukur telah memiliki hape Motorola C-115 yang kini hargane mungkin cuma cepek, melainkan ini sekedar secuil wishlist kepada para vendor hape, itupun kalo mereka sempat membaca posting ini.
Bro & Sis, saat ini ane sedang memimpikan sebuah gadget ideal --dalam hal ini hape-- seorang aktivis dakwah. Dalam angan ane, hape tersebut kudu punya fitur sebagai berikut (di luar fitur standar sms, voice, kamera dan MP3 player):

1-- Holy Qur'an. Yah, fitur pembaca mushaf qur'an dengan khot standar timur tengah (al qur'an pojok) dan bukan aplikasi. Lebih sip lagi ada fasilitas search ayat, terjemah, tafsir dan asbabun nuzulnya sekaligus. Lha iya, karena ini tool utama seorang aktivis dakwah toh? Jadi wajib ada.

2-- Daily Mutaba'ah. Dengan fitur ini, seorang aktivis bisa mengevaluasi ibadah dan amaliahnya saban hari. Dari sholat tahajudnya, jamaahnya, hafalan qur'annya, sampai kunjungan silaturahim ke tetangga. Insya Allah gak ada yang bakal terlewat, beda kalau pakai catatan biasa, sering tertinggal di tas atau entah dimana. Ya nggak?

3--Multiformfile Reader, yang berguna untuk membaca segala format file, baik Office, PDF, PPT, JPG, MPEG, AVI dan lain-lain. Gunanya? Ketika mau ngisi liqo atau ceramah, dia bisa diandalkan untuk menunjang presentasi. Tentunya fitur ini lebih sip didukung oleh:

4--TV-out. Dengan dukungan koneksi tv-out, presentasi tidak hanya bisa dilakukan melalui LCD Proyektor, tapi juga TV biasa yang rata-rata punya colokan Video (port AV, kabel kuning).

Kira-kira sekarang sudah ada yang memproduksi belum yah? Kabari ane dong, jika antum telah menemukannya... O ya, kalau bisa sih yang harganya terjangkau rata-rata kantong kader. Hehehe...

22 Oktober 2008

Sudut Pandang Seorang Seniman Grafis

Bro & Sis,
Suatu hari ane disuruh bikin spanduk untuk pembangunan SDIT Ulul Albab oleh ketua yayasannya. Tentu saja, karena ekspertise ane di bidang disain, maka walaupun pesanannya asal jadi, namun ane bikin dengan sepenuh kesungguhan. Maka ane pengin spanduknya nanti harus tampil 'menghentak' alias extra ordinary. Maka lahirlah spanduk dengan tag line seperti di atas, yang di kemudian hari banyak menuai protes, baik dari kalangan internal maupun eksternal.
Repot memang, kadang sudut pandang seorang seniman musti berbenturan dengan 'kaidah umum' alias angle orang awam. Jadinya nasib spanduk --yang mencari idenya butuh mikir berhari-hari-- cuma sehari dipasang.
Secara material, ane gak rugi sih, wong order itu toh sudah lunas dibayar bendahara. Tapi secara moral ane "rugi" besar. Yah... nasib seorang seniman grafis.

14 Oktober 2008

Disain Kaos PKS

Ane ingin memproduksi kaos PKS seperti ini. Mungkin antum bisa memberikan penawaran harga kumplit dengan speknya? silakan kontak ane di nurhadi.sa@gmail.com atau langsung sms ke 08122994564.
Atau antum ingin memproduksi berdasarkan disain tersebut? Boleh saja, silakan antum manfaatkan disain ini. Langsung aja kontak ane --jangan malu-malu-- insya Allah ane email-kan file gambarnya untuk master sablon dalam format *.CDR (CorelDraw versi 13). O ya, gambar sesungguhnya tidak seperti "penampakan" di atas (karena tergesa, ane upload ala kadarnya), tapi untuk bagian punggung ane disain a la Dagadu Yogya, ada kartunnya. Pokokke keren punya dah.
Namun karena HAKI alias "paten" disain sudah ane wakafkan ke DPD PKS Kota Pekalongan, maka sudilah kiranya antum menginfaqkan "royalti" seikhlasnya ke DPD (bisa nitip ke ane).
Maklum bro & sis, DPD kami masih perlu dana hampir 1M untuk sukses dakwah 2009 nanti. Jadi infaq yang antum serahkan, sejatinya adalah investasi akhirat antum sendiri. Yang pasti akan dikembalikan Allah dengan eksponen 7 sampai 700 kali lipat!!! Jazakumullahu ahsanal jaza'
(Ssst.... Jangan percaya omongan ane, buktikan saja sendiri, oke?)

1 Syawal 1429 = 1 Oktober 2008


Sebelum kutulis posting ini, ijinkan ane mohon maaf atas semua khilaf kata, taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga kita semua kembali fitri di Syawwal ini. Amin...

Bro & Sis
Lebaran tahun ini sangat membahagiakan hatiku. Betapa tidak, yang biasanya beda hari, tahun ini sebagian besar muslim di tempatku tinggal serentak melaksanakan sholat Id pada Rabu, 1 Oktober lalu.
Walaupun lebaran kali ini ane ambruk untuk bed rest pas malam takbiran. Bahkan sampai sepekan kemudian mriang yang biasanya hanya 3 hari, kali ini agak betah hinggap di tubuh. Jadinya, lebaran cuma nggletak saja di rumah mertua, sementara istri dan anak-anakku pada sibuk silaturrahim ke sanak famili.
Yah... alhamdulillah masih diberi sakit, mudah-mudahan Allah berkenan mencuci lebih bersih diri ini yang sangat kotor dan penuh noda.
Ya Allah Rabbul Izzati, terimalah segala pengabdian kami yang kadang tercoreng di sana-sini.

14 September 2008

Digigit Tikus!

Masya Allah sakit sekali! Tadi subuh, kelingking kiriku luka, gak tahu nih siapa 'oknum'-nya. Tapi satu-satunya tersangka, ya si tikus yang memang di lingkunganku populasinya banyak banget, gede-gede lagi. Lukanya sih cuma 2mm, tapi pegelnya minta ampun wis tho.
Semalem pulang dari 'hunting' tepung ikan, jam 00.00, ane langsung nglonjor di samping anak keempatku yang tidurnya di bawah (tidak pake ranjang). Eh, tahu-tahu pas azan subuh tadi ada yang menyabotase mimpiku. Mungkin kalo nggigitnya sebelum subuh sih ane malah berterima kasih, hehehe... Lha ini, mbanguninnya pas subuh! Wah, telat lagi nih, gak makan sahur... Hiks...
Eh, omong-omong soal tikus, pikiran ane jadi tersangkut soal 'tikus' lain yang lebih menyakitkan. Apa tuh? Itu lho, para koruptor yang menggerogoti asset dan uang rakyat negeri ini dari jaman bahuela sampe kiwari. Betapa sakitnya tubuh ibu pertiwi ini! Lha wong lukaku yang cuma secuil aja sakitnya minta ampun je. Opo maneh yang nggigit 'tikus-tikus' rakus berdasi itu!
Ane setuju banget sama pemberantasan korupsi yang sungguh-sungguh. Tidak lipstik tok! Tapi, siapa yang punya nyali memegang amanah seberat itu? Makanya nih, Bro n Sis musti dukung tuh nomor 8! Ini bukan ngecap, insya Allah para kader PKS siap jadi bumper menggebrak korupsi sampe ke akar-akarnya. Baca dan pelajari tuh, 8 alasan dukung PKS...

12 September 2008

Underpressure...!

Bro & Sis,
Hari ini ane lagi underpressure alias dikejar deadline. Itu, cetakan majalah Adila --majalah untuk TK Islam-- yang harus dikirim ke Semarang ahad depan ini. Karena kebanyakan TK dah pada libur, jadi bener-bener berkejaran dengan waktu nih...
Ya Robbi, lancarkanlah amanah ini... Terima kasih ya Allah...

Update 14/09
Alhamdulillaah... akhirnya kelar juga ontime, bahkan bisa kirim lebih sorean. Isya dah sampai di kawasan Bulu, deket Tugu Muda, Semarang. Biasanya ane kirim nyampe sana malem banget, sampai-sampai ngebangunin yang punya rumah. Agak gak enak sih, tapi gimana lagi. Maafkan kami ya Bu Dyah...

11 September 2008

Bangkitnya PKPU Pekalongan

[www.pkpu.or.id]

Jam hapeku menunjuk angka 22:32 saat ane pulang dari rumah akh Hakam. Barusan teken kontrak (dalam kapasitas sebagai ketua KSM Maju Jaya) untuk pembiayaan mudharabah dari PKPU Semarang yang dapat dana CSR Telkomsel. Beberapa waktu lalu kami berdua puluh telah dikumpulkan di masjid Al-Karomah Tirto, untuk pembentukan KSM ini. Rada kecewa juga nih, karena tempo hari dikabari akan dapat dana 1 juta per anggota. Eh, tahunya cuma 10 juta untuk 20 orang. Alhamdulillah sih... cuma gimana nanti ngomongnya sama anggota ya? Itu pun yang 300.000 disarankan untuk saving, alias tidak ikut dibagikan.

Ya udah, bersyukur aja lah. Yang penting realisasinya nyata, walau tidak seperti yang dikabarkan saat pembentukan. Sebagai ketua, tentunya harus bisa memberi ketenangan dan keteladanan kepada anggota 'kan?


O ya, tadi siang dapat telpon dari akh Cecep, PKPU Cabang Semarang, yang mengabarkan bahwa ane didapuk mengampu Unit Pengumpul Zakat Pekalongan. Semacam anak cabang PKPU begitu. Karena sudah diamanahi, yah terpaksa ane sanggupi. Jadi ini semacam momen kebangkitan PKPU Pekalongan. Karena beberapa tahun lalu, ane, akh Hakam dan akh Aji sempat jadi pengurus PKPU Pekalongan. Namun karena satu hal, akhirnya UPZ Pekalongan tidak jadi dibentuk alias dibubarkan.

Mudah-mudahan, bisa terwujud apa yang ane rasakan sekarang... (menurut teori Quantum Ikhlas, kita musti 'berkhayal', memvisualisasikan kondisi kesuksesan yang ingin kita wujudkan. Jadi kita harus 'berpura-pura' sudah menikmati kesuksesan itu, agar do'a yang kita panjatkan dikabulkan Allah SWT)

Sepertiga Ramadhan telah lewat nih




Mau?
(Mohon maaf segala khilaf...)

10 September 2008

Bahaya Badai PIL-EKO (eh, baru denger tho?)

Bro & Sis,
Kemarin ane kedatangan tamu, sepasang pasutri sohib ane yang usianya terpaut beberapa tahun di atas ane. Artinya, beliau seharusnya secara biologis dan psikologis, lebih 'senior' dari ane. Namun kenyataannya malah beliau yang 'meguru' kepada ane. Yah... padahal ilmu ane belum seberapa, Bro & Sis.
Beliau berdua mengadukan perihal bahtera rumah tangganya yang hampir retak diterpa "Badai PIL-EKO". Apaan tuh? Itu maksudnya, sang suami mengadukan adanya pria idaman lain istrinya, sedangkan sang istri mengadukan masalah perekonomian keluarga yang kian terpuruk.
Masya Allah, ternyata berat nian ya, membina rumah tangga itu. Eh, ane tak bermaksud untuk menciutkan nyali bagi antum yang masih mbujang lho. Percayalah, nikmatnya berumah tangga juga sangat banyak kok. Itu tadi berlaku bagi orang yang orientasi kehidupannya 'jangka pendek'. Bagi yang 'long term alive' alias ukhrowi oriented, insya Allah bisa melaluinya dengan gampang. Praktekkan aja!
Sohib ane tadi memang belum tersentuh tarbiyah. Ngajinya hanya bersifat 'jiping' bila ada forum-forum pengajian umum (hm, masih mending mau dengerin pengajian). Sehingga beliau nggak punya 'support team' yang handal jika terkena musibah. Makanya Bro & Sis, antum liqo'nya jangan sampe absen yah... ;-)
Beliau berdua minta solusi as soon as possible. Walah, blaik. Akhirnya ane cuma kasih 'aji penentram hati', bahwa :

<1> Perceraian, adalah perkara mubah yang dibenci Allah SWT. Jadi, sebisa mungkin hilangkan kosa kata ini dari perasaan dan pikiran kita, bagaimanapun kondisi emosional kita.

<2> Ketika emosi kita lagi negatif, kenanglah kembali masa-masa indah saat berdua, hadirkan kebaikan-kebaikan dia dan buang jauh-jauh kekurangan pasangan kita itu.

<3> Setiap pihak hendaknya mendahulukan kewajibannya, jangan menagih haknya duluan. Jika ini dilaksanakan, insya Allah, hak masing-masing akan terpenuhi juga toh?

08 September 2008

Mukernas Makassar [02]

Shoutul Harokah bikin heboh di penutupan


Bro & Sis, Ane lanjutkan cerita mukernas tempo hari.

Senin [21/07] pukul 19.00 WITA, kami dijemput dari hotel transit ke hotel inti, Clarion Hotel Makassar. Acara sudah mulai. Ballroom utama dipenuhi ribuan orang, kader dan tamu undangan. Sebagai videografer kampung, momen nasional ini tentunya menciutkan nyali ane. Apalagi "rival"nya adalah para kameraman TV nasional. Bismillah, kutebalkan muka, kuatkan niat dan perbesar nekat. Alhamdulillah dapet tempat yang lumayan strategis di depan stage, dua shof dari kursinya presiden, Ustad Tifatul dan rombongan.
Ada kursi ketiga isinya cuma snack, ane singkirin aja. Ngapling kursi itu langsung pasang tripod --eh, jadinya monopod ding, karena gak bisa mekar, sesak. Sering-sering berdiri buat ngepasin bidikan viewfinder --mohon maaf ikhwah di belakang ane, atas ketidaknyamanan ini. Terpaksa, karena takut kehabisan baterai bila buka LCDnya.
Alhamdulillah 90% acara pembukaan berhasil ane rekam. Hanya ketika menjelang akhir, pas sesi hiburan handycam ngadat. Waduh, sempat panik juga nih. Error messagenya: "Reinsert the cassette". Lho, padahal masih banyak? Ane ganti yang baru juga sama. Masya Allah, mengapa nih?? Yah, terpaksa ngikhlasin tampilan permainan asli Makassar nih. Padahal seru n asyik banget, lho!
* * *
Selasa [22/07] pukul 08.15 WITA tiba kembali di hotel inti, setelah semalem putus asa gak bisa ngakalin handycam yang ngadat. Rasa was-was masih menghantui, walau sudah dapat secercah solusi dari kawan di Jawa, suruh menjemur peralatan!
Waktunya menjajal solusi. Pas momen taujih Ustadz Hilmi Aminudin ternyata handycamku belum juga mau kompromi. Keringat dingin mengucur, tangan gemeter mencoba-coba ngakali. Gonta-ganti kaset baru ane lakukan, tapi hasilnya nihil. Akhirnya istighfar aja deh... Tanganku gontai mengambil notebook dan pulpen pemberian panitia. Kurangkum taujih sebisanya, sebagai bekal sosialisasi ke DPD sebagai bentuk pertanggungjawaban misi ini

Di sela-sela acara break, ane coba jemur lagi aset berharga ini sambil melihat-lihat stand yang ada. Antara senang dan cemas berkecamuk di dada. Menikmati pameran stand yang sangat menggiurkan (andai bawa uang jutaan pun, pasti habis buat nurutin 'nafsu' mborong souvenir yang cantik-cantik ini) sambil meneteskan air liur. Hehe... karena ane hanya bawa 'awak abang' alias no fulus. Cleguks... Tapi itu segera kutepis, karena 'tanggungjawab besar' merekam semua momen menggelayuti pundak kurus ini. Gimana nggak ketar-ketir, wong acarane masih lama dan masih banyak je.

Ya Robbi, alhamdulillah dua sesi seminar berhasil terekam....


Al-Qur'an dan Ketinggalan Dompet

Bro & Sis,
Suatu pagi ane pulang dari Semarang menuju Pekalongan. Yah, habis nengok mertua sekalian ngajak istri refreshing menjelang libur ramadhan. Setelah memastikan segala barang bawaan tidak ada yang tertinggal, mantaplah hati menggeber supra fit yang belum lunas itu meninggalkan kampung mertua, Sumurejo Gunungpati.
Di tengah jalan, setelah melewati arteri pertama, ane hendak membeli bensin. Astaghfirullah, ternyata dompetku tertinggal di rumah mertua. Untungnya istri masih bawa cadangan 'amunisi', sehingga tidak begitu celingukan di depan petugas pom bensin.
Namun rasanya sisa perjalanan berikutnya terasa gamang. Ada perasaan khawatir, jangan-jangan ada operasi SIM. Wah, mending gak nyadar aja ya, kalau dompetnya ketinggalan, daripada nyadar jadi was-was gini.
Itu baru satu ketidaknyamanan, Bro & Sis. Masih banyak lagi ketidaknyamanan lain yang menyertai dengan ketiadaan dompet ini di saku celana. Mau transfer SPP ke rekening Shar-E SMPIT Ibnu Abbas tempat putriku belajar, repot. Belanja di swalayan yang harusnya dapat point, gara-gara tidak bawa kartu membernya akhirnya merelakan pointnya. Dan catatan-catatan penting lainnya yang tidak bisa ane akses seketika karena barangnya tertinggal 100 km lebih dari posisiku sekarang.
Bro & Sis, hanya karena dompet tertinggal tak sengaja, banyak urusan jadi tidak lancar. Tapi bagaimana dengan Al-Qur'an yang sering sengaja kita tinggal? Sudahkah kita merasa ada yang kurang dalam aktivitas kita? Sudahkah kita merasa kerepotan gara-gara ketinggalan catatan Ilahi ini? Jangan-jangan kita sudah tak merasa rugi apa-apa dengan ketiadaannya? Astaghfirullahal 'azhim... ampuni kami ya Robb...
Alif laam miim...

29 Agustus 2008

Pengin PKS Banyak Dukungan di 2009?

[www.quantumikhlas.com]

Bro & Sis, bila antum semua ingin agar PKS banyak mendapat dukungan masyarakat Indonesia pada pemilu yang akan datang, maka sepertinya antum semua "wajib" baca buku ini.
Di sana akan dijelaskan "akar permasalahan" dari semua aktivitas kita. Lihat saja judulnya, Quantum Ikhlas. Kupasan sdr Nunu (panggilan Erbe Sentanu, penulisnya) ini sangat berbeda dari angle yang sudah umum. Ia membahas masalah "ilmu ikhlas" --ehm, jadi ingat film "Kiamat Sudah Dekat" nih-- secara hi-tech.
Nah, setelah antum semua baca buku ini, dan langsung mempraktikkan ilmunya, insya Allah aura kemenangan itu semakin dekat. Eh, tidak, kalau menurut sdr. Nunu bukan "kemenangan" melainkan "banyak mendapat dukungan". Karena kalau "kemenangan" berarti ada pihak yang "dikalahkan", ada persaingan, karenanya pasti ada pihak-pihak yang sakit hati. Sementara ia lebih suka memilih makna "kerja sama" alias bareng-bareng sukses. Ane setuju juga nih sama pendapatnya. Oke, ane pakai istilah "banyak mendapat dukungan". Bagaimana dengan antum?

19 Agustus 2008

Nada Sambung Pribadi "Aura Kemenangan"

[www.shoutulharokah.com]

Bro & Sis sudah punya CD terbaru Shoutul Harokah? Ceritanya ane baru beli nih. Mantep bro! Cuma rada kecewa nih. Ane kira formatnya video, eh tahunya audio doang. Ya udah, bersyukur aja bisa bayar CDnya.
Eh, di backcovernya ada promo untuk nada sambung pribadinya lho. Langsung aja ane coba. Ane melanggan yang "Bangkitlah Negriku", maklum, aura kemenangan yang digaungkan ustad Anis Matta di Makassar tempo hari masih membara nih. Langsung dicoba ah... pake hape satunya. Masya Allah... aura kemenangan itu benar-benar terasa, Bro & Sis!
Wah, dapat ide nih. Bagaimana seandainya Shoutul Harokah (atau grup nasyid yang lain) mau membuat "Nasyid Aura Kemenangan" untuk nada sambung pribadi. Tentunya yang bisa diakses oleh semua provider selular. Dan setiap kader di"wajib"kan melanggan! Bayangkan, setiap kolega dari kader yang menelponnya, akan mendengar "Pesan-pesan PKS" lewat nada tunggu tadi! Nah, selama beberapa bulan ke depan, pesan itu akan tertanam dalam amygdala setiap penelpon!
Mudah-mudahan saja Allah meridhoi, sehingga pada 2009 nanti, dukungan penuh untuk partai dakwah ini meraih 20%. Allahu Akbar!!!

Ane ada sumbangan syair [dilagukan seperti "Mars Hizbul Wathon" (?) yang tempo doeloe sering terdengar di radio itu lho...] :

Wahai kawan dukunglah nomor delapan
itu PKS tahun dua ribu sembilan
Tempat tumpuan semua harapan
Yang ingin kita wujudkan 2x
Allahu Akbar 2x
Allah - Allahu Akbar

Well, siapa mau memproduksi? Silakan ambil... semoga Allah senantiasa meridhoi dan membimbing setiap jengkal langkah kita... Amin....

16 Agustus 2008

Haruskah PKS Mengambil Peran dan Fungsi Dinas Sosial dan Polisi?

Bro & Sis, tadi siang pas ane mampir kantor DPD PKS Kota Pekalongan, akh Riska --petugas jaga-- sedang menerima 2 orang tamu, pasutri beserta seorang balitanya. Ternyata tamu tadi mengaku simpatisan PKS di kota Semarang, yang sedang jalan-jalan di Pekalongan dan kebetulan hari itu tertimpa musibah. Sebuah hape dan dompetnya kecopetan.
Ini adalah tamu kesekian kalinya, PKS dijadikan tempat pengaduan orang-orang tertimpa musibah. Akh Riska --karena masih baru-- agak kebingungan menyikapi tamu tersebut. Di satu sisi ingin menyatakan empatinya, apatah lagi membawa-bawa nama PKS, di sisi lain dia sedang tidak memiliki 'sesuatu' yang bisa dia berikan kepada tamu tadi, ditambah dia saat itu sendirian.
Ane katakan kepada tamu tadi, bahwa kami turut prihatin atas musibah yang menimpanya dan turut mendoakan agar mereka diberi jalan keluar terbaik oleh Allah SWT. Ane tunjukkan ke mana seharusnya pasutri muda tadi mengeluhkan halnya. Dan kepada akh Riska, ane tegaskan bahwa urusan ini harus dipisahkan antara menjaga citra baik PKS dengan Kasus Kehilangan. Ini adalah dua hal yang saling lepas, setidaknya menurut ane. Jadi tidak ada kaitannya satu sama lain. Adapun mereka mengaku simpatisan PKS, terima kasih, mudah-mudahan tulus. Tetapi itu masalah lain lagi, yang tidak serta merta menjadikannya berhak mendapatkan kompensasi yang diinginkan.
Bro & Sis, ane jadi tak habis pikir. Mengapa orang-orang seperti ini larinya ke PKS ya? Bukankah ada Dinas Sosial dan Polisi? Apakah hal ini dikarenakan kader-kader PKS terkenal orang baik-baik dan dermawan? Sementara partai tetangga (kebetulan ada kantor DPD dari dua partai lain dalam radius 500 meter) jarang sekali menerima tamu serupa.

Hikmahnya :
- Muliakan tamu sewajarnya, jangan teraduk emosi kita
- Tempatkan permasalahan pada porsinya masing-masing
- Jangan khawatir citra PKS melorot. Jalin Komunikasi simpatik

Mukernas Makassar [01]

Bersama ikhwah Papua: Hadi Santoso, Radi Nurhamidin & Muin (aleg)


Bro & Sis,
Alhamdulillah, pada Mukernas di Makassar yang lalu ane berkesempatan hadir (karena ketua DPD berhalangan, ane yg didapuk mewakili). Kesempatan ini tentu saja ane manfaatkan sebaik-baiknya.
Sebelum berangkat, ane siapkan senjata andalan: Handycam Sony DCR TRV285E asset DPD, kaset Hi-8 sebanyak 12 biji, baterai bawaan + cadangan, tripod, charger tambahan dan tentu saja seransel kelengkapan pribadi disamping beberapa lembar data (yg biasanya diminta struktur pd momen2 spt ini plus surat mandat tentu).
Berdua akh Amirudin, kami meluncur dari kota Pekalongan Ahad (20/07) jam 08.00 ke Semarang. Dari sana bertolak by bus ke Surabaya. Perjalanan yang melelahkan pada etape pertama ini karena jalanan macet dan armada bus yg kami tumpangi sudah tak laik jalan. Akhirnya kami tiba di terminal surabaya jam 8 malam. Salah seorang famili akh Amir telah siap menjemput. Alhamdulillah, malam itu ane bisa selonjor di rumah adiknya akh Amir.

Senin (21/07) menjelang subuh kami sudah siap-siap. Terpaksa menolak sarapan (eh, makan sahur kali?) karena perut belum bisa kompromi bila suasana hati "under pressure" begini. Kebiasaan burukku jika menghadapi momen yang cukup bikin senewen, nafsu makan jadi ilang. Diantar pake suzuki carry-nya, kami meluncur ke bandara Juanda di tengah pagi buta benderang jalanan Surabaya.
Hm.... Bandara Juanda layaknya 'milik' PKS, utamanya mushollanya. Di sana-sini terlihat wajah-wajah lelah sumringah orang-orang muda berjenggot. Lihat tuh, pak Madi sudah teriak-teriak membagikan tiket pesawat, sementara pak Prap bagi-bagi amplop. Angpao? Bukan. Cuma selembar 'surat sakti' untuk menembus 'barikade' panitia Mukernas. Amplop kubuka, tertangkap mataku di bawah logo PKS yang belum dikasih nomor 8, sederet huruf times new roman bold 16 point: SURAT MANDAT. O-o... Namaku berganti jadi Nuryadi (wah rugi nih, nama kerenku jadi kampungan gini. Hehe.... Apalah artinya sebuah nama di Surat Mandat, kilah pak Prap. Husy, sembarangan ente! Bisa merusak tatanan peradaban lho. Hehe...)
Untungnya ane dan pak Amir menyempatkan mandi tadi. Sehingga bisa mengurangi polusi pemandangan di ruang tunggu pagi itu. Bayangkan, ratusan kader PKS siap terbang dengan Merpati, belum pada mandi! Yah... walaupun wajah-wajah mereka memancarkan 'aura kesenangan' --karena rata-rata baru mau berpengalaman naik plane-- tetap saja bekas kelelahan perjalanan darat itu kelihatan.
Jam 6 tepat Merpati yang kami tumpangi mulai merayapi landasan pacu. Dan beberapa saat kemudian kami telah melayang di udara. Perjalanan Surabaya-Makassar ditempuh 1 jam 15 menit.

Udara masih sejuk saat kami menginjakkan kaki di Makassar. Panitia penjemput telah siap di gate utama. Kami langsung diarahkan ke bus yang akan mengantarkan kami ke hotel.
O ya, beberapa hari yang lalu ane sempat browsing situs Hotel Clarion, tempat Mukernas ini berlangsung. Tujuannya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang hotel ini dan Makassar pada umumnya. Antum tahu tarifnya? US$ 83 per malam per orang! Atau hampir Rp 800.000! Bagi ane, ini sebuah ongkos yang mahal untuk sekedar numpang tidur. Lantas berapa milyarkah dana penyelenggaraan acara ini ya? Antum hitung sendiri lah. Jika tiap DPD mengirim 3 orang utusannya dan 8 orang untuk DPW. Ditambah personel panitia dan lain-lain. Mbuh ah, dihitung sendiri!
Ane mengira semua peserta akan tidur dengan ongkos US$ 83 tadi. Ternyata tidak. Kami -rombongan dari Jawa Tengah- ditempatkan di Hotel Grand Wisata, yang letaknya 30 menit perjalanan bus dari Hotel Clarion dan 200 meter dari tepi Pantai Losari, sang ikon Makassar itu.
Setelah pembagian kamar, ane dan akh Amir dapat kamar 215 di lantai 3. Langsung saja kami tempatkan barang-barang di kamar dan bergegas mengejar jam brekfast. Menurut tulisan di kupon kamar, breakfast time adalah jam 6 sampai 10. Dan waktu itu jam di hapeku menunjuk angka 09.50. Pikirku masih terkejar nih. Cepat-cepat kami menuruni tangga (belum orientasi medan, jadinya belum tahu letak liftnya) menuju breakfast room. Lho? Kok sudah kukutan? Oalah... ternyata jam disini 10.50, pantas saja. Kami lupa bahwa Makassar sudah beda zona. Akhirnya dengan langkah gontai, kami terpaksa keluar hotel 'mencari hidup' sendiri-sendiri. Hehe...
Panitia sepertinya terlihat belum siap. Sudah 4 jam sejak tiba di hotel ini, kami belum mendapat manual acara apalagi kit mukernas. Boro-boro kok itu, informasi kapan Acara Pembukaannya saja belum kami dapatkan. Baru sejam kemudian ada info bahwa acara akan dimulai habis isya'. Untuk mengisi jeda waktu, ane mengajak beberapa ikhwah untuk jalan-jalan ke pantai Losari



Diapit Kepanduan, Supriyadi dan Rizal



(bersambung aja yah....)

14 Agustus 2008

Hari ini Rugi 25 Juta!

Bro & Sis, tadi siang jelang zhuhur ane dapet dua SMS dari TELKOMSEL, provider selularku. Yang pertama memberitahu bahwa paket berlanggananku berhak atas diskon 60% tarif percakapan tiap Sabtu dan Ahad. Langsung ane delete karena bagiku SMS seperti ini tidak penting. Yang kedua membuatku deg-degan. Betapa tidak, ia memberitahu bahwa sim-cardku memenangkan hadiah uang tunai 25 juta. Andai sendernya tidak terbaca 'Telkomsel', mungkin sms ini akan segera masuk trash. Tapi yang membuatku agak terpancing karena tidak kutemukan no hape di sendernya, tetapi Telkomsel, provider resmiku.
Segera jemariku memencet deretan angka 02132711222, nomor telpon yang dia berikan. Wah, begitu meyakinkan suara dari seberang yang mengaku bernama Heri Siswanto, sang "Operator Telkomsel". Intinya mengucapkan selamat, dan bahwa ane berhak atas hadiah tersebut dapat segera diambil dengan dua cara: tunai alias dijemput langsung ke Jakarta dan via jasa perbankan. Otomatis ane jawab opsi kedua. Maka 'sang operator' pun menganjurkanku ke ATM. Antara percaya dan ragu, ane ikuti saja anjurannya.
Limabelas menit kemudian tubuh ini sudah berada dalam ruang sempit ATM BMI Pekalongan. Ane telpon lagi 'sang operator' tadi dan mendikte sejumlah langkah. Sampai disini ane mulai yakin bahwa ane sedang dalam perangkap tikus. Biarlah, toh saldoku cuma tujuhribu sekian. Ane penasaran mendengar berita-berita penipuan seperti ini. Makanya pengin mengalami sendiri suasana batin ketika seseorang sudah berada dalam ruang ATM. Ternyata memang bisa membuat orang lepas kendali. Namun jika kita bisa sedikit obyektif dan sempat ambil nafas (sambil beristighfar banyak-banyak), maka insya Allah bisa merasakan nada suara 'sang operator' yang penipu. Awalnya memang nadanya meyakinkan. Tetapi setelah kita berada di ATM, maka terdengar jelas nada suaranya seperti jika kita merasa tidak ingin kehilangan barang berharga yang sudah kita genggam.
Menit berikutnya saya diminta memasukkan nomor rekening (sayangnya tidak sempat tercatat) dan nominal hadiah yang tadi dijanjikan. Namun anehnya ane disuruh memencet tombol CANCEL sebagai langkah akhir. Dan dia mengatakan bahwa hadiah telah ditransfer, tapi tidak bisa terlihat langsung, harus menunggu beberapa hari (hehe... mana ada teknologi online seperti ini?). Terus, mengapa tombol 'cancel' yang harus ane tekan? Bukankah itu tombol untuk membatalkan semua langkah? Hm... mungkin karena saldoku cuma tujuhribuan itu ya? (di awal langkah tadi ane dituntun untuk cek saldo dulu dan disuruh membacakan angka-angkanya. Tidak boleh salah dalam mebaca, termasuk koma dan titiknya. Coba tadi ane ngomong saldonya seratus juta. Tambah bernafsu kali ya? Hehehe...)
Nah, karena yang di luar ATM sudah ngantre banyak orang, ditambah pak satpam mondar-mandir seperti khawatir melihat ane di ruang ATM dengan hape online, maka ane putuskan untuk segera keluar. Rupanya pak satpam sudah dibekali menghadapi situasi seperti ini.
Untuk lebih memantapkan, ane ke Gerai Halo. Sekalian bayar tagihan bulan ini. Dan setelah ane konfirmasi ke Customer Servisnya, ternyata benar bahwa sms tadi adalah PENIPUAN. Kok sendernya tidak nomor HP atau nomor telpon PSTN, tetapi nongol sebagai Telkomsel? Dijawab, bahwa pelaku menggunakan internet untuk melancarkan aksinya.
Alhamdulillah.... walau hari ini rugi moril 25 juta (karena sudah membayangkan mau apa dengan angka itu) plus rugi materiil 8 ribuan (pulsa), ane dapet pengalaman yang mengasyikkan... hm....

Apa hikmahnya?
(1) Dzikir dalam segala situasi adalah hal terbaik (jangan terburu nafsu euy)
(2) Jangan sungkan mencari informasi kepada pihak-pihak yang kompeten
(3) Teknologi semakin pesat, maka upgrade diri kita everytime (jangan kalah ama penipu)
(4) .... (tolong tambahkan)

11 Agustus 2008

8-8-08

Kuawali blog ini dengan liputan launching nomor 8 oleh DPD PKS Kota Pekalongan. Tepat pada Jum'at, 8 Agustus 2008 lalu secara serentak digelar acara sosialisasi ini. Tampak dalam gambar, akhwat-akhwat DPC Pekalongan Timur sedang bersiap-siap menyukseskan acara ini. DPC ini paling heboh lho. Lihat saja tampilan mereka... Maklum saja, pendukungnya adalah para gadis, yang nota bene masih seger akan kreativitas. Dibanding DPC lain yang rata-rata dominasi ummahatnya lebih banyak.