14 September 2008

Digigit Tikus!

Masya Allah sakit sekali! Tadi subuh, kelingking kiriku luka, gak tahu nih siapa 'oknum'-nya. Tapi satu-satunya tersangka, ya si tikus yang memang di lingkunganku populasinya banyak banget, gede-gede lagi. Lukanya sih cuma 2mm, tapi pegelnya minta ampun wis tho.
Semalem pulang dari 'hunting' tepung ikan, jam 00.00, ane langsung nglonjor di samping anak keempatku yang tidurnya di bawah (tidak pake ranjang). Eh, tahu-tahu pas azan subuh tadi ada yang menyabotase mimpiku. Mungkin kalo nggigitnya sebelum subuh sih ane malah berterima kasih, hehehe... Lha ini, mbanguninnya pas subuh! Wah, telat lagi nih, gak makan sahur... Hiks...
Eh, omong-omong soal tikus, pikiran ane jadi tersangkut soal 'tikus' lain yang lebih menyakitkan. Apa tuh? Itu lho, para koruptor yang menggerogoti asset dan uang rakyat negeri ini dari jaman bahuela sampe kiwari. Betapa sakitnya tubuh ibu pertiwi ini! Lha wong lukaku yang cuma secuil aja sakitnya minta ampun je. Opo maneh yang nggigit 'tikus-tikus' rakus berdasi itu!
Ane setuju banget sama pemberantasan korupsi yang sungguh-sungguh. Tidak lipstik tok! Tapi, siapa yang punya nyali memegang amanah seberat itu? Makanya nih, Bro n Sis musti dukung tuh nomor 8! Ini bukan ngecap, insya Allah para kader PKS siap jadi bumper menggebrak korupsi sampe ke akar-akarnya. Baca dan pelajari tuh, 8 alasan dukung PKS...

12 September 2008

Underpressure...!

Bro & Sis,
Hari ini ane lagi underpressure alias dikejar deadline. Itu, cetakan majalah Adila --majalah untuk TK Islam-- yang harus dikirim ke Semarang ahad depan ini. Karena kebanyakan TK dah pada libur, jadi bener-bener berkejaran dengan waktu nih...
Ya Robbi, lancarkanlah amanah ini... Terima kasih ya Allah...

Update 14/09
Alhamdulillaah... akhirnya kelar juga ontime, bahkan bisa kirim lebih sorean. Isya dah sampai di kawasan Bulu, deket Tugu Muda, Semarang. Biasanya ane kirim nyampe sana malem banget, sampai-sampai ngebangunin yang punya rumah. Agak gak enak sih, tapi gimana lagi. Maafkan kami ya Bu Dyah...

11 September 2008

Bangkitnya PKPU Pekalongan

[www.pkpu.or.id]

Jam hapeku menunjuk angka 22:32 saat ane pulang dari rumah akh Hakam. Barusan teken kontrak (dalam kapasitas sebagai ketua KSM Maju Jaya) untuk pembiayaan mudharabah dari PKPU Semarang yang dapat dana CSR Telkomsel. Beberapa waktu lalu kami berdua puluh telah dikumpulkan di masjid Al-Karomah Tirto, untuk pembentukan KSM ini. Rada kecewa juga nih, karena tempo hari dikabari akan dapat dana 1 juta per anggota. Eh, tahunya cuma 10 juta untuk 20 orang. Alhamdulillah sih... cuma gimana nanti ngomongnya sama anggota ya? Itu pun yang 300.000 disarankan untuk saving, alias tidak ikut dibagikan.

Ya udah, bersyukur aja lah. Yang penting realisasinya nyata, walau tidak seperti yang dikabarkan saat pembentukan. Sebagai ketua, tentunya harus bisa memberi ketenangan dan keteladanan kepada anggota 'kan?


O ya, tadi siang dapat telpon dari akh Cecep, PKPU Cabang Semarang, yang mengabarkan bahwa ane didapuk mengampu Unit Pengumpul Zakat Pekalongan. Semacam anak cabang PKPU begitu. Karena sudah diamanahi, yah terpaksa ane sanggupi. Jadi ini semacam momen kebangkitan PKPU Pekalongan. Karena beberapa tahun lalu, ane, akh Hakam dan akh Aji sempat jadi pengurus PKPU Pekalongan. Namun karena satu hal, akhirnya UPZ Pekalongan tidak jadi dibentuk alias dibubarkan.

Mudah-mudahan, bisa terwujud apa yang ane rasakan sekarang... (menurut teori Quantum Ikhlas, kita musti 'berkhayal', memvisualisasikan kondisi kesuksesan yang ingin kita wujudkan. Jadi kita harus 'berpura-pura' sudah menikmati kesuksesan itu, agar do'a yang kita panjatkan dikabulkan Allah SWT)

Sepertiga Ramadhan telah lewat nih




Mau?
(Mohon maaf segala khilaf...)

10 September 2008

Bahaya Badai PIL-EKO (eh, baru denger tho?)

Bro & Sis,
Kemarin ane kedatangan tamu, sepasang pasutri sohib ane yang usianya terpaut beberapa tahun di atas ane. Artinya, beliau seharusnya secara biologis dan psikologis, lebih 'senior' dari ane. Namun kenyataannya malah beliau yang 'meguru' kepada ane. Yah... padahal ilmu ane belum seberapa, Bro & Sis.
Beliau berdua mengadukan perihal bahtera rumah tangganya yang hampir retak diterpa "Badai PIL-EKO". Apaan tuh? Itu maksudnya, sang suami mengadukan adanya pria idaman lain istrinya, sedangkan sang istri mengadukan masalah perekonomian keluarga yang kian terpuruk.
Masya Allah, ternyata berat nian ya, membina rumah tangga itu. Eh, ane tak bermaksud untuk menciutkan nyali bagi antum yang masih mbujang lho. Percayalah, nikmatnya berumah tangga juga sangat banyak kok. Itu tadi berlaku bagi orang yang orientasi kehidupannya 'jangka pendek'. Bagi yang 'long term alive' alias ukhrowi oriented, insya Allah bisa melaluinya dengan gampang. Praktekkan aja!
Sohib ane tadi memang belum tersentuh tarbiyah. Ngajinya hanya bersifat 'jiping' bila ada forum-forum pengajian umum (hm, masih mending mau dengerin pengajian). Sehingga beliau nggak punya 'support team' yang handal jika terkena musibah. Makanya Bro & Sis, antum liqo'nya jangan sampe absen yah... ;-)
Beliau berdua minta solusi as soon as possible. Walah, blaik. Akhirnya ane cuma kasih 'aji penentram hati', bahwa :

<1> Perceraian, adalah perkara mubah yang dibenci Allah SWT. Jadi, sebisa mungkin hilangkan kosa kata ini dari perasaan dan pikiran kita, bagaimanapun kondisi emosional kita.

<2> Ketika emosi kita lagi negatif, kenanglah kembali masa-masa indah saat berdua, hadirkan kebaikan-kebaikan dia dan buang jauh-jauh kekurangan pasangan kita itu.

<3> Setiap pihak hendaknya mendahulukan kewajibannya, jangan menagih haknya duluan. Jika ini dilaksanakan, insya Allah, hak masing-masing akan terpenuhi juga toh?

08 September 2008

Mukernas Makassar [02]

Shoutul Harokah bikin heboh di penutupan


Bro & Sis, Ane lanjutkan cerita mukernas tempo hari.

Senin [21/07] pukul 19.00 WITA, kami dijemput dari hotel transit ke hotel inti, Clarion Hotel Makassar. Acara sudah mulai. Ballroom utama dipenuhi ribuan orang, kader dan tamu undangan. Sebagai videografer kampung, momen nasional ini tentunya menciutkan nyali ane. Apalagi "rival"nya adalah para kameraman TV nasional. Bismillah, kutebalkan muka, kuatkan niat dan perbesar nekat. Alhamdulillah dapet tempat yang lumayan strategis di depan stage, dua shof dari kursinya presiden, Ustad Tifatul dan rombongan.
Ada kursi ketiga isinya cuma snack, ane singkirin aja. Ngapling kursi itu langsung pasang tripod --eh, jadinya monopod ding, karena gak bisa mekar, sesak. Sering-sering berdiri buat ngepasin bidikan viewfinder --mohon maaf ikhwah di belakang ane, atas ketidaknyamanan ini. Terpaksa, karena takut kehabisan baterai bila buka LCDnya.
Alhamdulillah 90% acara pembukaan berhasil ane rekam. Hanya ketika menjelang akhir, pas sesi hiburan handycam ngadat. Waduh, sempat panik juga nih. Error messagenya: "Reinsert the cassette". Lho, padahal masih banyak? Ane ganti yang baru juga sama. Masya Allah, mengapa nih?? Yah, terpaksa ngikhlasin tampilan permainan asli Makassar nih. Padahal seru n asyik banget, lho!
* * *
Selasa [22/07] pukul 08.15 WITA tiba kembali di hotel inti, setelah semalem putus asa gak bisa ngakalin handycam yang ngadat. Rasa was-was masih menghantui, walau sudah dapat secercah solusi dari kawan di Jawa, suruh menjemur peralatan!
Waktunya menjajal solusi. Pas momen taujih Ustadz Hilmi Aminudin ternyata handycamku belum juga mau kompromi. Keringat dingin mengucur, tangan gemeter mencoba-coba ngakali. Gonta-ganti kaset baru ane lakukan, tapi hasilnya nihil. Akhirnya istighfar aja deh... Tanganku gontai mengambil notebook dan pulpen pemberian panitia. Kurangkum taujih sebisanya, sebagai bekal sosialisasi ke DPD sebagai bentuk pertanggungjawaban misi ini

Di sela-sela acara break, ane coba jemur lagi aset berharga ini sambil melihat-lihat stand yang ada. Antara senang dan cemas berkecamuk di dada. Menikmati pameran stand yang sangat menggiurkan (andai bawa uang jutaan pun, pasti habis buat nurutin 'nafsu' mborong souvenir yang cantik-cantik ini) sambil meneteskan air liur. Hehe... karena ane hanya bawa 'awak abang' alias no fulus. Cleguks... Tapi itu segera kutepis, karena 'tanggungjawab besar' merekam semua momen menggelayuti pundak kurus ini. Gimana nggak ketar-ketir, wong acarane masih lama dan masih banyak je.

Ya Robbi, alhamdulillah dua sesi seminar berhasil terekam....


Al-Qur'an dan Ketinggalan Dompet

Bro & Sis,
Suatu pagi ane pulang dari Semarang menuju Pekalongan. Yah, habis nengok mertua sekalian ngajak istri refreshing menjelang libur ramadhan. Setelah memastikan segala barang bawaan tidak ada yang tertinggal, mantaplah hati menggeber supra fit yang belum lunas itu meninggalkan kampung mertua, Sumurejo Gunungpati.
Di tengah jalan, setelah melewati arteri pertama, ane hendak membeli bensin. Astaghfirullah, ternyata dompetku tertinggal di rumah mertua. Untungnya istri masih bawa cadangan 'amunisi', sehingga tidak begitu celingukan di depan petugas pom bensin.
Namun rasanya sisa perjalanan berikutnya terasa gamang. Ada perasaan khawatir, jangan-jangan ada operasi SIM. Wah, mending gak nyadar aja ya, kalau dompetnya ketinggalan, daripada nyadar jadi was-was gini.
Itu baru satu ketidaknyamanan, Bro & Sis. Masih banyak lagi ketidaknyamanan lain yang menyertai dengan ketiadaan dompet ini di saku celana. Mau transfer SPP ke rekening Shar-E SMPIT Ibnu Abbas tempat putriku belajar, repot. Belanja di swalayan yang harusnya dapat point, gara-gara tidak bawa kartu membernya akhirnya merelakan pointnya. Dan catatan-catatan penting lainnya yang tidak bisa ane akses seketika karena barangnya tertinggal 100 km lebih dari posisiku sekarang.
Bro & Sis, hanya karena dompet tertinggal tak sengaja, banyak urusan jadi tidak lancar. Tapi bagaimana dengan Al-Qur'an yang sering sengaja kita tinggal? Sudahkah kita merasa ada yang kurang dalam aktivitas kita? Sudahkah kita merasa kerepotan gara-gara ketinggalan catatan Ilahi ini? Jangan-jangan kita sudah tak merasa rugi apa-apa dengan ketiadaannya? Astaghfirullahal 'azhim... ampuni kami ya Robb...
Alif laam miim...