10 September 2008

Bahaya Badai PIL-EKO (eh, baru denger tho?)

Bro & Sis,
Kemarin ane kedatangan tamu, sepasang pasutri sohib ane yang usianya terpaut beberapa tahun di atas ane. Artinya, beliau seharusnya secara biologis dan psikologis, lebih 'senior' dari ane. Namun kenyataannya malah beliau yang 'meguru' kepada ane. Yah... padahal ilmu ane belum seberapa, Bro & Sis.
Beliau berdua mengadukan perihal bahtera rumah tangganya yang hampir retak diterpa "Badai PIL-EKO". Apaan tuh? Itu maksudnya, sang suami mengadukan adanya pria idaman lain istrinya, sedangkan sang istri mengadukan masalah perekonomian keluarga yang kian terpuruk.
Masya Allah, ternyata berat nian ya, membina rumah tangga itu. Eh, ane tak bermaksud untuk menciutkan nyali bagi antum yang masih mbujang lho. Percayalah, nikmatnya berumah tangga juga sangat banyak kok. Itu tadi berlaku bagi orang yang orientasi kehidupannya 'jangka pendek'. Bagi yang 'long term alive' alias ukhrowi oriented, insya Allah bisa melaluinya dengan gampang. Praktekkan aja!
Sohib ane tadi memang belum tersentuh tarbiyah. Ngajinya hanya bersifat 'jiping' bila ada forum-forum pengajian umum (hm, masih mending mau dengerin pengajian). Sehingga beliau nggak punya 'support team' yang handal jika terkena musibah. Makanya Bro & Sis, antum liqo'nya jangan sampe absen yah... ;-)
Beliau berdua minta solusi as soon as possible. Walah, blaik. Akhirnya ane cuma kasih 'aji penentram hati', bahwa :

<1> Perceraian, adalah perkara mubah yang dibenci Allah SWT. Jadi, sebisa mungkin hilangkan kosa kata ini dari perasaan dan pikiran kita, bagaimanapun kondisi emosional kita.

<2> Ketika emosi kita lagi negatif, kenanglah kembali masa-masa indah saat berdua, hadirkan kebaikan-kebaikan dia dan buang jauh-jauh kekurangan pasangan kita itu.

<3> Setiap pihak hendaknya mendahulukan kewajibannya, jangan menagih haknya duluan. Jika ini dilaksanakan, insya Allah, hak masing-masing akan terpenuhi juga toh?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir...