Taujihat

Taujih Terakhir Ustadzah Yoyoh Yusroh 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ikhwan dan akhwat fillah, Alhamdulillah kita sebagai kader yang sudah berada dalam jalan dakwah ini dengan susah senangnya – saya yakin senangnya lebih banyak ya – susahnya ada, tapi kita berupaya untuk mengatasinya, karena semua yang kita lakukan dalam jalan dakwah “argo”nya tetap jalan, kita mendapatkan ridha Allah baik senang ataupun susah.
Dan kita berupaya untuk selalu mengajak orang lain ke dalam jalan dakwah ini dengan selalu mempertimbangkan sunnatullah. (Misalnya) bagaimana kita menghargai. Sunnatullah itu ‘kan (contohnya) semua manusia ada yang memiliki senioritas, ya kita hargai yang tua, kita sayangi yang muda, kita hargai yang kaya, kita sayangi yang miskin. Kita tempatkan orang sesuai dengan posisinya di masyarakat.
Kemudian kita berupaya untuk selalu menjaga intergritas pribadi kita sebagai seorang muslim, dengan misalnya kalau janji dengan orang lain kita tepati, kalau kita mendapatkan sesuatu dari orang lain kita berupaya untuk membalasnya.
Kemudian kita juga berupaya untuk – di manapun kita berada – kita adalah “on mission”. Karena kita yakin “if we are realize that we are on mission, we must keep the mission on”. Jadi kita selalu berupaya untuk menjaga misi ini jangan sampai misi kita off, tapi misi kita selalu on. Kita berada di manapun, di pemerintahan, sebagai legislatif, sebagai eksekutif, sebagai profesional, sebagai apa pun kita adalah on mission untuk menyampaikan risalah dakwah ini dan dakwah kita semakin banyak diminati oleh orang lain dan kerja kita semakin ringan tentunya dengan banyaknya pendukung-pendukung dakwah ini. Dan insya Allah diri kita akan bertemu di surga.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


-------------------------------------------------

6 KUNCI KEMENANGAN DAKWAH
[STUDI KASUS KEMENANGAN PILKADA SALATIGA]

1. Quwwatul Azmi (Kekuatan Tekad)
Azzam atau tekad harus dimunculkan dengan kuat. Jadi, keberanian untuk maju dalam kancah pilkada ini adalah keberanian yang realistis, bukan asal nekat. Karenanya perlu hal-hal yang mendukung menguatnya azzam ini. Untuk kasus Salatiga, para ikhwah dan qiyadah di sana didukung oleh:
- Rekomendasi dari DPP.
Karena ini adalah kerja jama'ah, maka rekomendasi dari pusat adalah hal yang mutlak. Jadi, tidak ada istilah proyek daerah dan proyek pusat. Ini adalah proyek semua.
- Survei tingkat popularitas.
DPD di sana juga mengadakan survei dengan menyewa lembaga survei independen. Lembaga ini bekerja secara profesional, bukan ABS kepada penyewanya.

2. Quwwatul Kawadir (Kekuatan Kader)
Fikroh jama'ah ini bertumpu pada kader. Jadi, eksistensi kader sangat berharga di PKS. Karenanya, walau tidak lancar baca Qur'an, tetapi semangat kader itu perlu dihargai. Komitmennya untuk tetap hadir dalam liqo-liqo mereka, tak terganjal sedikitpun rasa malas hanya karena tidak lancar mengaji.  Semua kader, dari semua jenjang, jender dan usia, bergerak aktif menjadi instrumen yang menggerakkan mesin politik ini.
H-3 jelang "yaumul ma'rokah" (hari peperangan), ikhwah melakukan survei lagi dan hasilnya unggul 6%. Sementara itu pada waktu yang bersamaan, sang rival politik juga melakukan survei serupa dan hasilnya adalah bakal kalah. Jadi, suasana maknawiyah keduanya bertolak belakang. Ikhwah dengan penuh confident datang ke TPS dengan perasaan bakal menang, sementara mereka sudah nglokro duluan, karena tahu bakal kalah. Namun demikian hal ini tidak menjadikan ikhwah terlena, mereka tetap menyandarkan semuanya pada pertolongan Allah SWT semata.

3. Quwwatut Tanzhim (Kekuatan Jaringan)
Dari survei diketahui, 87 responden yang waktu Pileg kemaren memilih PKS, 86-nya akan milih Yaris pada Pilwalkot kali ini. Subhanallah, sebuah angka yang fantastis, yang tidak pernah dijumpai pada partai lain.
Ikhwah juga berhasil melibatkan jejaring kyai dan pondok pesantren. Walaupun pada awalnya ada selebaran anti tahlil, anti yasinan dan manaqib, namun alhamdulillah berkat dukungan keluarga, relatif mudah mengkomunikasikan gap pemikiran keislaman ini. Sebagaimana diketahui keluarga besar istri ust. Haris adalah kalangan kyai besar Salatiga.
Alhamdulillah, berkat jaringan yang cukup luas beberapa TPS menang telak, bahkan di sana mayoritas non-Islam. Suatu ketika ustadz Haris didatangi Bhiksu Jupri. Sang Bhiksu mengucapkan selamat dan sekaligus melaporkan bahwa TPS di Vihara tempatnya mengabdi, 50% suara memilih Yaris. Kemudian beliau menyampaikan, "Ustadz, pada selasa depan ini (17/5) kami akan pergi ke Borobudur untuk merayakan Waisak, sudilah kiranya ustadz memfasilitasi busnya." Ustadz Haris lantas mengontak bendahara DPW, dijawab "Insya Allah bisa disediakan!". Bagaiman dengan Dewan Syariah? "Nggak apa-apa, kasih saja!" Eh, ternyata tidak cukup di situ, sang Bhiksu masih meminta: di depan bus dipasang ucapan selamat Waisak dari Yaris. Oke, akhirnya dibuatkanlah spanduk dengan tulisan "Dengan Waisak Kita Songsong Salatiga Lebih Sejahtera", ada foto pasangan Yaris-nya. Sang Bhiksu menerima dengan luapan kegembiraan. Hehe.. andai mereka jeli, ust Haris tak pernah ucapkan selamat waisak toh?

4. Quwwatul Maal (Kekuatan Finansial)

Tidak dipungkiri bahwa kebutuhan finansial dalam ajang pilkada sangatlah besar. Karenanya, jika kader telah diamanahi maju, maka ia harus berhitung kekuatan keuangannya. Tidak harus dari kantong sendiri. Justru saat-saat seperti inilah waktunya kita "menuai" investasi amal sholeh yang telah kita tanam jauh-jauh hari sebelumnya. Saat inilah kita ketuk pintu mereka untuk lebih riil terlibat dalam perjuangan ini, toh dananya tidak untuk kantong pribadi kita. Dalam menginventarisir sumber dana, ikhwah tidak dihitung, jadi murni dari sumber "luar", jejaring yang dimiliki. Ikhwah hanya dipakai untuk cadangan saja, jika semua jaringan luar tidak menghasilkan.
Pada hari pencoblosan PKS menyediakan 10.000 nasi bungkus untuk semua saksi, kepanduan dan kader yang terjun di lapangan. Hal ini membuat pak Yulianto, pasangan ust. Haris, bingung, bagaimana caranya dalam waktu singkat bisa ada nasi bungkus sebanyak itu? Hehe.. belum tahu dia, bahwa kader PKS itu paling entengan jika diminta sumbangan barang, apalagi kok cuma sepuluh nasi bungkus. Pokoknya asal bukan berupa uang, pasti gampang deh.
Ada kisah strategik berkait dengan uang. Waktu itu semua partai pengusung dikumpulkan, pak Yulianto membagi korcam-korcam dan menganggarkan dana operasional 5 juta per korcam. Namun ust. Haris menolak, "untuk korcam dari PKS tidak usah dikasih jatah." Walah, padahal di belakang ust. Haris sang Korcam prengat-prengut. "Gimana nih ustadz, masak kita suruh kerja bakti lagi?" mungkin begitu gerutunya. Rupanya sang korcam tidak mengetahui strategi apa yang sedang dimainkan ini. Dengan begini, maka saat itu semua melihat, bahwa PKS tak pernah terima uang dari Yulianto sepeser pun. Sehingga andaikan di kemudian hari terjadi masalah dengan uang ini, PKs tidak terlibat. Kemudian ini juga menjadi kekuatan bargaining tersendiri, menaikkan 'izzah (harga diri) PKS.

5. Quwwatul Mujtama' (Backup Masyarakat)
Jelang hari H, rival politik hendak menerjunkan para satgasnya ke gang-gang kampung untuk meneror warga agar tidak memilih Yaris. Sebagaimana diketahui, walaupun PKS punya tim kepanduan, namun jumlahnya tidak seimbang. Belum lagi perawakan satgas mereka besar-besar dan ketika "bertugas" bisa dipastikan dalam keadaan setengah sadar. Karenanya andaikata terjadi bentrokan pun, hampir bisa ditebak kepanduan akan kalah. Di sinilah pertolongan Allah datang melalui tangan warga. Ternyata para warga secara mandiri, begitu mendengar isu ini segera memblokir gang dan berjaga-jaga dengan segenap peralatan "tempur" yang mereka punya. Alhamdulillah, para satgas itu tidak bisa melakukan aksinya (rupanya walau setengah sadar, mereka masih bisa berhitung kekuatan personilnya, kalah banyak dibanding warga)
Ada kisah lain lagi. Di sebuah daerah yang awalnya tingkat kepercayaannya pada Yaris bagus, namun begitu diberi bantuan traktor, kecondongan mulai berubah. Akhirnya ust. Haris menghubungi Kepala Dinas Pertanian. Kebetulan selama ini hubungan beliau sangat baik dan intens. Dan selama ini pula beliau selalu pengin memberi kepada ust. Haris, namun selalu ditolak. Nah, pada saat seperti sekarang inilah ust. "mengetuk" pintunya. Akhir kisah, sang Kepala Dinas tadi lapor, "Ustadz, sudah saya kirim dua traktor ke sana!". Dan alhamdulillah, suara yang sempat goyang tadi kembali condong ke Yaris.

6. Quwwatud Du'a (Kekuatan Do'a)
Inilah sumber kekuatan di atas segalanya. Doa dari para ikhwah semua, di seluruh Jateng bahkan Indonesia. Pun dari semua kolega, relasi dan jejaring yang dimiliki, semuanya mensupport doa.
Bahkan para kyai mengadakan acara-acara mujahadah di pondok pesantren mereka secara swadaya. Mereka tidak sepeser pun mengajukan proposal ke Yaris, bahkan acara diadakan menjelang dan setelah coblosan. Sampai taujih ini disampaikan pun, undangan tasyakuran terus mengalir. Ust. Haris sampai kewalahan menghadirinya.
Inilah hikmahnya, jika dakwah bisa diiriskan dengan agenda masyarakat, maka tanpa diminta pun masyarakat akan ikhlas membantu kita. Karena mereka merasa kepentingannya terwakili.

***
Sedikit catatan tentang Pak Yulianto, sang Cawali Salatiga:
Beliau lahir 1967, sekarang menjabat sebagai ketua Gapensi. Bisa dikatakan, beliau adalah orang muda paling kaya di Salatiga. Anaknya 2 orang masih kecil-kecil, keduanya hasil bayi tabung di Singapura. Bersyukurlah antum, yang tidak usah jauh-jauh ke Singapura, memiliki banyak anak... Beliau berangkat awalnya menjadi anggota DPRD, bareng istrinya, dengan niatan sebagai kendaraan menuju kursi walikota. Memiliki aset yang banyak. Rumah mewah dan 10 mobil kelas atas. Waktu kampanye seringnya memakai Alphard, sementara ustadz Haris dipinjami Lexusnya. Sebetulnya ust. Haris bersikeras memakai mobilnya sendiri, namun dikomentari pak Yulianto "Wah, gak matching pak, kurang bagus. Pake Lexus saya saja" Hehe.. padahal di kalangan ikhwah, mobil ustadz itu sudah bisa dibilang paling bagus lho.
O ya, ternyata model kampanye yang menunjukkan keharmonisan rumah tangga ini jadi pertimbangan sendiri bagi masyarakat untuk memilih. Dalam setiap kampanye, Yaris selalu berdampingan dengan istrinya masing-masing, dengan 2 mobil mewah itu yang bisa dibuka kapnya, sehingga suami-istri itu bisa melambaikan tangan ke warga. Sementara calon lain masing-masing tersandung kasus rumah tangganya.


-----------------
[Disarikan dari Taujih ust. Haris pada Dauroh TFT I'dad Murobbi, P2-PNFI Ungaran, Ahad 15 Mei 2011]

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih telah mampir...