07 Desember 2008

Ternyata Comberan itu Harum juga... [hehehe...]

Gak percaya? Coba suatu saat comberan antum mampet, maka kudu dibersihkan to? Nah, mungkin ketika pertama melihat comberan yang membludak dan menyebarkan aroma busuknya, antum ogah-ogahan untuk mulai membersihkannya.
Seperti aktivitas ane pagi tadi. Sudah sepekan ini arus pembuangan air ke selokan kurang lancar. Akibatnya di hook [apa ya istilah yang benar untuk lubang endapan dari pertemuan 2 saluran?], air beraroma "sedap" itu membludak. Awalnya ane aras-arasen untuk memulai bersih-bersih. Betapa tidak, ane itu kan orangnya waterphobia [ehm, maksudnya takut pada tempat berair yang dasarnya tidak kelihatan]. Nah, membludaknya comberan di hook itu menjadikan kedalamannya tak bisa ane perkirakan. Sudah hitam warna airnya, baunya sedap lagi, hehe...
Tapi apa boleh buat, sepekan terakhir tiap pagi hendak ternak teri [nganter anak nganter isteri, maksudnya], my wife tak bosan-bosannya mengingatkan [makasih ya mi, atas cerewetnya]. Atas dasar kasihan pada isteri [karena kudu ngingetin tiap hari] dan ingat nasihat dinkes untuk membrantas DB, maka dengan berbulat tekad, kuberanikan diri "mencebur" di tempat menjijikkan ini...
Tadinya bingung, karena ane gak punya alat bersih-bersih khusus. Akhirnya setelah cari sana-sini, kudapatkan remukan gayung dan protolan raket punya anakku. Berbekal 2 alat itu, kumulai beraksi. Ratusan nyamuk [marga aides aigypti mungkin] kocar-kacir menyelamatkan diri begitu kuaduk-aduk sarangnya. Aroma khas comberan menyeruak bulu hidungku. Awalnya neg juga, apalagi ni lagi puasa arofah, khawatir batal kan. Alhamdulillah bisa bertahan.
Kurang lebih dua jam-an ane berkutat di tempat basah ini, eh lama-lama bau "sedap" itu hilang juga. Atau ini merupakan karunia Allah SWT kepada setiap manusia, bahwa sebetulnya manusia itu memiliki daya adaptasi yang luar biasa cepat ya? Subhanallaah...
Jadi, jika dinikmati, lama-lama comberan itu harum juga. Hm...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir...