21 Maret 2012

Cermin Bening itu...

**sedang tidak mood nulis, berikut ane posting tulisan ust. Cahyadi Takariawan...


Masyarakat boleh berkata apa saja tentang proses Pilkada DKI Jakarta. Media sudah banyak memberitakannya. Kader sudah melek dan senang membaca berita. Ada cermin bening, sangat bening, dalam proses yang menyertainya. Sangat banyak mutiara hikmah yang harus kita ambil darinya.
Adalah Triwisaksana, kader dakwah yang mendapatkan amanah untuk dimajukan dalam Pilkada. Kerja keras sudah dilakukannya, pagi, siang, sore hingga malam tiba. Keringat mengucur dengan deras, membasahi sekujur tubuhnya. Mencoba merangkai harapan masa depan, merenda cita-cita kemenangan, membayangkan Jakarta diliputi pribadi mulia.

Namun apa hendak dikata. Realitas politik sangat sulit diduga. Bang Sani menerima keputusan pimpinan, ia tidak jadi dimajukan dalam proses Pilkada. Pilihan yang sulit bagi para pimpinan partainya, karena sangat banyak kendala untuk tetap memajukan Triwisaksana. Pilihan telah ditetapkan, keputusan telah dikeluarkan, Hidayat Nurwahid tidak pernah menyangka. Ya, ustadz Hidayat mendapatkan amanah maju dalam Pilkada DKI Jakarta.

Subhanallah, lihatlah kedua kader terbaik kita. Demikian tinggi etika mereka jaga. Mereka saling melempar pujian kepada lainnya. Hidayat mengatakan siap mendukung Sani jika partai memilih Sani untuk maju dalam Pilkada. Hidayat menganggap Sani cocok dan memiliki kapasitas untuk memimpin Jakarta. Sebaliknya Sani menyatakan Hidayat lebih baik darinya. Subhanallah, betapa mulia mereka berdua.

Keduanya menyatakan siap menjadi Tim Sukses bagi yang lainnya, apabila dirinya tidak jadi dimajukan dalam Pilkada. Subhanallah, betapa mulia hati mereka. Presiden Partai menyatakan, Bang Sani telah melakukan pemanasan, bagi jalan yang akan dilalui oleh Hidayat Nurwahid untuk memimpin Jakarta.
Cermin bening itu, menjadi isyarat kebersihan niat dalam mengikuti proses Pilkada. Kebesaran jiwa Bang Sani, kebersahajaan ustadz Hidayat, menjadi modal utama memenangkan kontestasi politik menuju pemimpin DKI Jakarta.

Dari Sani ke Wahid, keduanya kader dakwah yang setia. Dari Sani ke Wahid, keduanya simbol perjuangan yang menggelora. Dari Sani ke Wahid, lihatlah tidak ada yang perlu terluka dan kecewa. Dari Sani ke Wahid, keduanya memang istimewa.