13 Januari 2012

Selamat Jalan Muhammad Abu Ramadhan

Kaget tatkala seorang sahabat mengirim sms tentang kepergianmu, kawan. Jam 9 tadi pagi kau menghembuskan nafas terakhirmu, di RSI Pekajangan. Maafkan aku, belum sempat menjengukmu ketika beberapa hari lalu ada yang memberi kabar bahwa engkau menjalani operasi tumor kedua kalinya. Aku sangat menyesal, mengapa kemaren tak segera kuajak teman-teman bezoek, padahal mereka kumpul semua di rumahku.

Innalillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun... KetetapanNya telah mendahului kebiasaan burukku, sering menunda berbuat kebaikan. Astaghfirullah, ampuni kami ya Robb... ampuni pula, dosa-dosa Muhammad Abu Ramadhan ini, jembarkan kuburnya, terangi dan naungilah dengan naunganMu yang Maha Menenteramkan itu, Wahai Dzat yang Maha Belas Kasih.

Dan tiga orang anak yang masih kecil-kecil itu, Engkau lebih Tahu dengan segala KuasaMu. Dengan asma Ar-RoziqMu nan Mulia, kuyakin mereka takkan kelaparan. Ya Rohman, Ya Rohiim, kasihilah mereka, tabahkan hati mereka, janda dan yatim dari sahabatku ini...  Aamiin...

***

Masih lekat dalam mataku, sosok tinggi gagah enam bulan lalu itu, saat mengantar galon Axogy ke rumah. Namun tiga bulan kemudian kala engkau mengantar galon terakhir itu, membuatku terperanjat melihatmu. Lama tak jumpa, tubuh gagah itu telah berubah drastis. Kurus dan pucat sinar matamu.

Rupanya tanggung jawabmu sebagai pilar bagi istri dan ketiga anakmu membuatmu harus sigap menyabet segala peluang. Gajimu sebagai security di sebuah pabrik sarung ternama sepertinya tak cukup menutup semua kebutuhanmu. Sehingga jatah istirahatmu di rumah terpaksa kau gunakan untuk beredar ke seantero pelosok. Tidak hanya air galon yang kau jual, gas, minyak dan berbagai kebutuhan orang pun kau layani. Semoga Allah SWT mencatat keletihan itu sebagai ibadahmu, kawan.... Semoga mereka menemanimu di alam sana, dan kau bahagia telah menyiapkan bekal itu... Aamiin...