04 Februari 2013

Dari Langit

"Dari langit," jawab Irfan (5 th) anak kelimaku antusias.

Irfan (5 th)
Memperhatikan hamparan sawah di belakang "apartemen" lantai duaku serasa luruh sudah semua rasa lelah. Ya, lelah jiwa ini mendengar, membaca dan melihat reaksi orang-orang yang mengolok-olok PKS. Biarlah, kelak mereka akan tahu.
Oke, mari kita kembali ke pengalaman siang tadi. Irfan dan saya menikmati hamparan sawah nan menghijau di belakang "apartemen". Sebagian besar telah rapat dengan tumbuhan dari keluarga rerumputan itu. Sebagian kecil lain, yang lebih dekat ke kaki apartemen ini, masih renggang-renggang. Di sela-selanya dapat kami lihat dengan jelas air beningnya dengan endapan lumpur di dasarnya.
"Bi, aku pernah main-main di situ sih," tunjuk Irfan ke arah sawah tepat di bawah kami.
"Pas waktu kering ya?" tanyaku
"Nggak, pas sudah basah gitu," sergahnya
"Sama siapa saja mainnya?"
"Sama Azmi."
Ketika kulihat beberapa ikan kecil berenang, kucoba memancing nalar anakku yang masih duduk di bangku TKIT Ulul Albab 2 itu.
"Eh, ada ikannya tuh... Irfan lihat tidak?" kataku. Irfan pun mengarahkan pandangannya mengikuti telunjukku.
"Waktu sawahnya kering, ikan-ikan itu pergi kemana ya?" pancingku. "Kan kalau tidak ada air, ikan tidak bisa hidup. Nah, sekarang saat musim hujan seperti sekarang ini, tiba-tiba sudah banyak ikan di sawah. Kira-kira dari mana ya datangnya ikan-ikan itu?"
"Dari langit, Bi," jawab Irfan tegas. Dari intonasinya, dia sangat yakin jika jawabannya tepat.
"O ya? Bagaimana caranya?"
"Kan, Allah menurunkan telurnya lewat hujan,"
Hm... jawabannya masuk akal juga ya?