10 Februari 2013

Jika Kecewa Mencengkeram Jiwa Anda

Hati-hati dengan orang yang merasa kecewa dengan Anda. Namun Anda tidak perlu terkooptasi dengan segala reaksi yang dia berikan. Anggaplah orang tersebut sedang memberikan "ilmu hikmah" tersendiri buat Anda secara gratis.

Seperti yang dialami seorang sahabat saya hari ini. Beliau adalah seorang Kepala Sekolah di sebuah SMP swasta di kotaku. Sepekan yang lalu beliau baru saja memberhentikan salah seorang karyawannya, atas permintaan sendiri. Konon sang karyawan ini merasa kecewa dengan keputusan yang diambil oleh sahabat saya tadi. Sayangnya, sang karyawan ini mengakhiri hubungan kerjanya dengan tidak happy ending; dalam kondisi marah dan pakai acara merusak properti segala.

Ternyata walau sudah sepekan lewat, rasa kecewa sang karyawan ini belum juga reda. Ia masih menyimpan dan bahkan mengipas-kipas baranya. Puncaknya, hari ini dia melakukan teror kepada karyawan lain, disertai ancaman. Tujuannya agar para koleganya juga mengikuti jejaknya: keluar dari pekerjaannya.

Parahnya, sang karyawan kecewa ini juga meneror beberapa tukang yang kebetulan sedang membangun masjid di sekolah itu. Tak urung teror ini sempat mempengaruhi suasana kerja para tukang tersebut. Maklumlah, mereka -para tukang itu- semuanya pendatang. Mendapat teror dari dari karyawan kecewa yang warga asli di daerah itu, mereka shock juga. Bahkan memohon kepada juragannya untuk ditarik pulang ke daerahnya alias menghentikan tugasnya yang baru saja dimulai.

Sahabat saya tidak membiarkan hal ini berlarut-larut. Pertama menenangkan para tukang agar tetap tenang dan jangan terpengaruh dengan teror yang ada. Sembari meyakinkan bahwa tidak ada yang dapat mencelakai atau menentukan nasib kita kecuali atas kuasa Allah SWT semata. Kedua, mengantisipasi jika mantan karyawannya tadi melakukan aksi susulan.

Di balik langkah taktis tadi, sahabat saya ini sebenarnya sangat yakin, bahwa mantan karyawannya itu hanya besar mulut saja. Sesungguhnya ia tidak sekuat atau seberpengaruh seperti yang dikoar-koarkannya. Andaikan apa yang ia koar-koarkan benar-benar terjadi alias sampai terjadi penganiayaan fisik, maka justru hal ini akan lebih mudah proses hukumnya.