08 Maret 2011

Ribetnya Pasang Gips di RSUD Kraton

Bro & Sis, dua pekan lalu istriku yang saat itu menjemput putra keempat kami, Jundi (8 tahun), jatuh dari motor. Gara-garanya menghindari tabrakan dengan pengendara motor dari arah berlawanan yang dengan tiba-tiba memotong jalan hendak menyeberang. Mungkin dia mengerem hanya menggunakan rem belakang dengan tenaga penuh (ane tidak menyaksikan kejadiannya), maka motor jadi ngosek dan jatuhlah dia. Alhamdulillah Jundi tidak mengalami luka serius, hanya lecet di lututnya saja.
Secara sekilas, luka istriku kelihatannya ringan: beberapa luka parut kecil di lengan dan kakinya. Dan pergelangan tangan kanannya sepertinya terkilir. Karenanya setelah memberi betadine di sana-sini, ane langsung membawanya ke tukang pijat. Namun sudah lewat dua pekan rasa sakitnya tak kunjung sembuh. Akhirnya ane konsultasi ke dokter keluarga, dirujuk untuk rontgen. Dan sabtu kemarin telah kami laksanakan, hasilnya ternyata: retak (bahasa dokternya: fraktur 1/3 distal radius dextra). Dokter orthopedinya menyarankan digips, senin disuruh kembali.
Nah, kemarin (Senin) kami kembali ke RSUD Kraton Pekalongan untuk melakukan pemasangan gips. Kami kira prosesnya sederhana: datang, digips dan boleh pulang. Eh, ternyata disuruh opname segala. Kata dokternya jika masuk sekarang, maka besok (hari ini) bisa segera diproses. Walah, lha kok begitu ya? Terus terang kami tidak siap untuk nginap. Tapi apa boleh dikata, nasihat dokter adalah jalan terbaik, pikir kami. Akhirnya istri langsung masuk ke ruang Flamboyan kamar 4.
Dan siang ini, mudah-mudahan proses operasinya berjalan lancar. Deg-degan juga sih membayangkannya. Lha wong kudu dibius segala kata dokter.

**Update: pukul 20.45:
Tadi siang proses operasinya berjalan lancar, alhamdulillah. Masuk ruang operasi jam 09.30, selesai 2 jam kemudian. Cerita isteriku, suasana di dalam kamar operasi beda jauh dengan apa yang dia bayangkan. Llha wong satu ruang operasi 4x6 meter diisi 3 pasien dengan berbagai keluhan. Sudah begitu, para dokter dan asistennya saling bercanda, baik sesama maupun "ngerjain" pasiennya. Bahkan waktu proses, istriku tidak masuk bilik khusus, hanya di luar dan katanya dibius kok masih terasa sakit ketika diproses.
Sampai posting ini kutulis, istri masih belum boleh pulang, walau infus telah dilepas tadi habis maghrib. Mohon doanya, semoga besok bisa segera back to home sweet home...
[harus kembali ke RS segera nih...]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mampir...