27 Oktober 2011

Silaturahim Dua Media Besar Pekalongan

GM Radar Pekalongan, Ade Asep Syarifuddin SAg (baju biru) tengah menerima awak redaksi Bulletin Al-Ummah;
dari kiri: Bambang Subekti [pemred], Nurhadi [sekretaris], Budi Sehabudin [marketing], Akhmad Subkhan [ziswaf]
- Foto: M Arif Prayoga -

Bro & Sis, pada Rabu [26/10] siang kemarin, ane dan para awak redaksi Bulletin Al-Ummah berkunjung ke kantor Radar Pekalongan. Diterima langsung di kantornya, Jalan Irian nomor 10 Kelurahan Sapuro Kota Pekalongan, oleh General Manager-nya, Kang Asep (demikian sapaan akrab ane padanya). O ya, Radar Pekalongan ini menasbihkan dirinya sebagai "koran harian pertama di Pekalongan, Batang dan Kendal." Mantaap...

Ane sampaikan secara guyon maton (serius yang dikemas dalam wadah canda) kepada Kang Asep, bahwa silaturahim ini adalah pertemuan antara dua media massa terbesar di Pekalongan! Weleh, tiras bulletin baru 1.000 eksemplar saja sok atuh ah, mimpi kalee! Hey..hey.. ini 'kan statemen seorang visioner (cieee...). Lho, lha iya to, kita semua musti punya visi yang jauh melambungi zamannya. Betul tidak? Karena jika kita hanya menatap kondisi saat ini saja, yah... kapan majunya Bro & Sis?

Oleh karena itulah -dalam kesempatan silaturahim kali ini- kami saling me-matching-kan mimpi-mimpi kami. Ada mimpi tentang Majelis Dhuha, yang mana merupakan majelis silaturahim para eksekutif muda Pekalongan untuk berbagi ilmu agama, peluang pahala maupun peluang bisnis. Ada mimpi tentang 'pabrik' huffadz (penghafal Al-Qur'an) yang berjuluk Assalaam Boarding School Pekalongan. Pun ada mimpi sinergi dua media terbesar di Pekalongan ini: Radar Pekalongan (yang bussiness oriented) dan Bulletin Al-Ummah (yang bergenre nirlaba).

Bro & Sis perlu mengilmui, bahwa ketika alam bawah sadar kita senantiasa dicekoki visi-visi positif, mimpi-mimpi besar, maka semua potensi yang ada pada diri kita akan serempak mengarah ke sana. Dan agar mimpi itu cepat menjadi realita, maka harus dilakukan secara berjama'ah. Seperti halnya sholat, jika dilakukan secara berjama'ah, Allah SWT melipatgandakan ganjarannya menjadi 27 derajat. Inilah ane fikir, salah satu hikmah bersilaturahim: menghimpun energi mimpi besar yang terserak pada jiwa-jiwa visioner.

Masih ingat mimpi Rasulullah saw, dalam Perang Khandaq? Waktu itu Rasulullah saw terjun langsung menggali parit bersama para sahabat dan seluruh prajurit. Ketika memecah sebuah batu besar dengan palunya, Rasul berteriak, "Bismillaahi Allahu Akbar, takluklah Romawi!" Maka terperciklah bunga api ke arah Kekaisaran Roma. Pukulan berikutnya beliau meneriakkan lebih keras lagi, "Bismillahi Allahu Akbar, tunduklah Persia!" Kembali batu memercikkan bunga api ke arah Kerajaan Persia. Sebagaimana kebanyakan kita, para sahabat dan seluruh prajurit pun terbengong-bengong meresapi 'teriakan' visi beliau saw.

Bro & Sis tahu 'kan, bahwa waktu itu hanya ada 2 kekuatan terbesar dunia; Roma dan Persia. Padahal kondisi ketika Rasulullah saw memecah batu saat itu, kekuatan ummat Islam belum ada apa-apanya. Luar biasanya lagi, visi besar menaklukkan 2 negara adi daya itu dicanangkan dalam keadaan perut-perut mereka diganjal batu, saking tidak kuat menahan lapar! Dahsyat 'kan?

Nah, tunggu apa lagi? Mari, bersama wujudkan mimpi besar kita, dengan kerja-kerja nyata.