06 Desember 2011

Ada Gerhana Bulan Total pada 10 Desember 2011



[Foto: blogger-jepara.blogspot.com]




Bro & Sis, insya Allah pada tanggal 10 Desember 2011 bertepatan dengan  tanggal 14 malam 15 Muharram 1433 jam 19.45 sampai dengan 23.18 WIB akan terjadi gerhana bulan total dan bisa disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia. Berikut ini info yang ane dapat dari institusi PERSIS:


=======================================================================

بسم الله الرّحمن الرّحيم

SURAT EDARAN
Nomor: 0476/JJ-C.3/PP/2011
Tentang
GERHANA BULAN TOTAL  

Merujuk kepada Almanak Persatuan Islam Tahun 1433 H sebagai hasil perhitungan Dewan Hisab dan Rukyat Persatuan Islam, maka dengan ini Pimpinan Pusat Persatuan Islam menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1.  Bahwa pada hari Sabtu tanggal 14 Muharram 1433 H / 10 Desember 2011 M, akan terjadi Gerhana Bulan Total;
  • Kontak Awal Gerhana : pukul 19.45’.06” WIB
  • Awal Total Gerhana : pukul 21.05’.36” WIB
  • Pertengahan Gerhana : pukul 21.31’.36” WIB
  • Akhir Total Gerhana : pukul 21.57’.42” WIB
  • Kontak Akhir Gerhana : pukul 23.18’.18” WIB
2.  Sehubungan dengan kejadian gerhana bulan tersebut di atas, kami anjurkan kepada seluruh jamaah dan simpatisan Persatuan Islam serta kaum muslimin untuk melaksanakan Shalat Gerhana pada waktunya. Untuk keseragaman pelaksanaan Shalat Gerhana dimaksud, kami atur sebagai berikut:
  • Mulai Takbir :  pk. 20.30 WIB
  • Shalat Gerhana : pk. 21.30 WIB (dilanjutkan dengan khutbah, pengumpulan dan pembagian shadaqoh).
Demikian hal ini kami sampaikan untuk dijadikan pedoman bagi seluruh anggota dan jajaran jam’iyyah serta kaum Muslimin pada umumnya.

الله يأخذ بايدينا الي مافيه خير للاسلام والمسلمين 

Bandung, 21 Dzulhijah   1432 H
17 November 2011 M
Ketua Umum,                                                                              Sekretaris Umum,
Prof.Dr.KH. M. Abdurrahman, MA.                                                 Dr. H. Irfan Safrudin, M.Ag.


=======================================================================



Untuk lebih menyemarakkan syiar ini mari bersiap meniatkan diri untuk melakukan sholat gerhana nanti. Nah, berikut ini cara sholat gerhana yang diajarkan ustadz Ulis Tofa, Lc kepada ane:

[1]  Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.

[2]  Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.

[3]  Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:

جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِه
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.”
(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

[4]  Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.

[5]  Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’

[6]  Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

[7]  Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.

[8]  Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).

[9]  Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

[10]  Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

[11]  Salam.

[12]  Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438)

“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901)

“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)