23 November 2011

Kecewa

Bro & Sis, pernahkah antum merasa kecewa? Tentu masing-masing pernah merasakan kekecewaan dengan latar belakang yang beragam. Semisal yang dialami Paul -sebut saja begitu- teman ane. Paul memiliki putra yang mondok di sebuah pondok pesantren tahfidzul qur'an. Usia putranya sekitar 14 tahun, masih duduk di kelas 7 SMP.

Ponpes putranya Paul ini rupanya pondok baru, belum ada 3 tahun berjalan dan belum memiliki aset apa pun, kecuali seorang ustadz dan semangat. Fisik pondoknya sendiri adalah 'belas kasihan' dari sebuah madrasah yang 'kurang diminati'. Kebetulan ada beberapa lokal di bagian belakang yang nganggur. Daripada tidak digunakan, lebih baik di-hibah-pakai-kan ke yayasan pengelola pondok tahfidz tadi. Mungkin begitu yang ada di benak pengelola madrasah tadi.

Singkat cerita putranya Paul baru 2 tahun mondok di sana. Saat ini hafalannya baru: juz 30, 29, 28 dan sebagian juz 1, itu pun tidak sempurna. Padahal waktu awal masuk, diprogramkan pada tahun pertama santri akan digenjot untuk hafal 20 juz! Semangat banget bukan?

Beberapa waktu lalu Paul curhat, bahwa kini putranya telah dikeluarkan dari pondok. "Lho, apa pasal? Sepertinya kemarin waktu dijenguk, baik-baik saja?" tanyaku penasaran. Paul mengisahkan, suatu siang dia ditelepon pengasuh pondok yang menyampaikan bahwa putranya dikeluarkan gara-gara ketahuan merokok. Paul kecewa dengan putranya. Karena sang putra telah menyelewengkan amanahnya untuk belajar sungguh-sungguh di pondok tahfidz. Namun Paul lebih kecewa terhadap pengasuh pondok, karena langsung menjatuhkan "Talak 3" tanpa ada peringatan terlebih dahulu. Dan yang menambahi kekecewaannya, pemberitahuan itu hanya via telepon. Yang ketika hendak dikonfirmasi lebih detil lagi, telepon segera diputus. Kesannya, sang pengasuh takut pulsanya habis. Atau mungkin pengasuh tak mau meladeni pertanyaan Paul yang bertubi-tubi karena rasa penasarannya itu? Wallahu a'lam bish showab.

Di kesempatan lain mungkin Bro & Sis pernah merasa kecewa dengan orang yang  Bro & Sis jadikan panutan, idola atau sejenisnya. Kecewa lantaran orang itu tidak bertingkah laku sebagaimana seharusnya dia berlaku. Apa yang hendak Bro & Sis ambil tindakan? Saran ane, tetap hormati dia sebagai insan yang berhak dinasihati. Berikanlah hak-hak itu dengan tetap mengedepankan kesantunan dan kelapangan dada kita. Perkara dia mau menerima nasihat atau tidak, itu bukan kewenangan kita, itu wilayah Allah SWT Sang Maha Membolak-balikkan hati hamba-Nya.

Maka, tetaplah berdakwah dalam bingkai ukhuwwah Islamiyah...